TEMPO.CO, Jakarta - Ada berbagai imbauan yang dikeluarkan saat pandemi virus corona. Imbauan itu pun berseliweran di percakapan online maupun offline. Salah satu diantaranya ialah permintaan agar masyarakat menunda perawatan gigi hingga wabah virus corona usai.
Tak sedikit yang menghubungkan konsultasi ke dokter gigi dengan tingginya risiko penularan virus corona. Namun benarkah demikian? Seorang dokter gigi sekaligus dosen di Universitas Airlangga Surabaya, Markus Budi Rahardjo pun membenarkannya. “Betul, bisa saja,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Minggu, 22 Maret 2020.
Ia mengatakan bahwa ini merujuk pada penyebaran virus yang memang terjadi lewat kontak droplets atau percikan air liur. “Saat seseorang pergi ke dokter gigi dan akan melakukan perawatan, dia pasti membuka mulut. Artinya ada kontak langsung dari pasien ke dokter untuk menyebarkan virus lewat air liur. Risiko ini yang mau diminimalkan,” katanya.
Meski begitu, pria yang akrab disapa Budi itu menerangkan bahwa penundaan perawatan gigi hanya diterapkan pada kasus sedang ke ringan. Contohnya perawatan bau mulut, mulut kering, merapikan gigi, dan memutihkan gigi. “Kalau yang bersifat memperbaiki penampilan itu sebaiknya diundur,” katanya.
Sedangkan bagi mereka yang dalam keadaan darurat atau sering disebut dengan dental emergency, pasien pun tetap diperbolehkan untuk mengunjungi dokter gigi. “Contoh dari dental emergency itu adalah sakit gigi tak tertahankan, infeksi atau bengkak dan pendarahan yang tidak dapat berhenti walaupun sudah minum obat itu justru harus memeriksakan diri,” katanya.