Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pernah Terjangkit TBC, Apakah Dapat Membeli Asuransi Kesehatan?

image-gnews
Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selain wabah corona, Indonesia masih bergelut melawan penyakit Tuberculosis (TBC). Penyakit ini masih menjadi persoalan kesehatan karena tingginya jumlah pengidap TBC dan berpotensi menyebabkkan kematian. TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke tubuh seseorang kemudian menjadi TBC laten. Bagian tubuh yang diserang adalah paru-paru, tetapi bagian tubuh lainnya juga bisa menjadi sasaran, seperti sistem peredaran darah, sistem saraf pusat, sistem kelenjar getah bening, tulang, dan lainnya.

Bahayanya adalah penyakit ini bersifat menular karena seseorang yang terkena TBC, jarang menyadari bahwa tubuhnya telah terinfeksi dan kuman TBC telah berkembang biak. Alih-alih melakukan pemeriksaan malahan tetap beraktivitas tanpa alat pengaman, seperti masker sehingga batuk dan bersin akan terbawa oleh butiran debu atau titik air yang berterbangan di udara dan mengenai orang lain.

Walaupun penyakit TBC di Indonesia dinyatakan oleh Badan Kesehatan Dunia berada pada urutan ke-3 terbesar di dunia setelah India dan Cina, tetapi kebanyakan orang masih belum menyadari apakah ia mengidap TBC dan kerap bingung membedakannya dengan penyakit lain. Padahal bisa jadi gejala TBC sudah dimulai bertahap kemudian berkembang dalam jangka waktu beberapa minggu hingga berbulan-bulan.

Pada 24 Maret ini diperingati sebagai Hari TBC Sedunia. Sebenarnya, saat kuman TBC tersebut masuk ke paru-paru akan terjadi perlawanan dari sistem pertahanan tubuh, yaitu sel-sel darah putih akan mengepung bakteri-bakteri TBC. Masalahnya, bakteri TBC berukuran kecil dan ulet sehingga kebanyakan dapat lolos serta dilapisi oleh zat seperti lilin sehingga dapat tetap hidup. Dalam hal ini kita diharapkan menerapkan gaya hidup sehat dan bersih untuk mendukung sistem pertahanan tubuh untuk memusnahkan kuman yang masuk melalui saluran pernafasan karena bakteri dapat bersarang dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala kemudian akan aktif bila sistem imunitas melemah.

Manager Medical Underwriter Sequis dokter Fridolin Seto Pandu mengatakan jika secara fisik terdapat gejala-gejala, seperti nafsu makan berkurang, sering keringat dingin terutama pada malam hari, sering merasa lelah berlebihan, batuk berdahak berkepanjangan hingga 3 minggu yang tak kunjung sembuh hingga mengalami batuk berdarah, perubahan warna kulit menjadi lebih pucat, terasa nyeri pada dada dan merasa sesak ketika bernafas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Pengobatan penyakit TBC tentu membutuhkan biaya besar terutama jika kondisi penyakit pasien sudah dalam tahapan kronis. Oleh karena itu, hidup sehat dan bersih haruslah menjadi gaya hidup. Selain soal kesehatan, penting juga kita memiliki kemampuan mengelola risiko, yaitu bagaimana pendapatan yang diperoleh tidak hanya habis untuk membiayai kebutuhan hidup namun mampu melipat kekayaan dan mempercepat pertumbuhannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Agency Development Manager Henry Kurniawan kemampuan mengelola risiko artinya, pendapatan yang kita miliki dikelola sedemikian rupa agar dapat meredam dan meminimalisir risiko ekonomi jika terjadi hal tak terduga, seperti sakit kritis, salah satunya TBC. Sebesar apapun pendapatan, tidak akan cukup jika harus memenuhi semua kebutuhan, keinginan, dan risiko tak terduga lainnya, seperti mengobati anggota keluarga yang sakit apalagi penyakit yang bersifat menahun, dapat kambuh, atau penyakit kritis. "Kita memerlukan asuransi kesehatan yang berguna untuk mengalihkan risiko ekonomi menyangkut pembiayaan pengobatan medis. Maksudnya adalah, ketika harus dirawat di rumah sakit dan membutuhkan biaya pengobatan maka perusahaan asuransi yang akan membayar pengobatan tersebut sesuai yang tercantum dalam buku polis,” kata Henry dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 24 Maret 2020.

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

Bahkan, kata Henry, dengan memiliki asuransi kesehatan dengan berbasis unit link (menjadi asuransi tambahan pada asuransi jiwa), pencari nafkah memiliki perlindungan atas nilai ekonomis dirinya bagi keluarga yang selama ini bergantung hidup padanya karena jika terjadi risiko kematian ada sejumlah Uang Pertanggungan (UP) yang berguna untuk menggantikan sementara nilai ekonomis pencari nafkah sehingga keluarga yang ditinggalkan dapat bertahan hidup.

Pertanyaanya, jika sudah pernah mengidap TBC apakah masih dapat membeli asuransi kesehatan? Fridolin mengatakan bisa saja membeli asuransi kesehatan walau memiliki riwayat penyakit TBC asalkan calon nasabah telah menjalani pengobatan sesuai petunjuk dokter yang dibuktikan dengan surat bahwa kondisinya sudah sehat dan hasil rekam medis terbaru dari dokter sebagai bukti bahwa pengobatan TBC sudah selesai dijalani. Namun demikian, perusahaan asuransi juga akan mempertimbangkan jenis penyakit TBC yang pernah diidap pasien karena penyakit TBC banyak jenisnya dan berpotensi menyerang seluruh organ tubuh, seperti TBC kelenjar, TBC tulang, TBC usus, TBC ginjal, TBC selaput otak. “Misalkan pada pasien TBC paru-paru harus menunjukkan bukti hasil rontgen dada, tes fungsi paru-paru, dan pemeriksaan fisik dokter. Dari hasil rekam medis tersebut akan diputuskan apakah paru-paru pasien masih berfungsi normal sehingga bisa mendapatkan perlindungan asuransi,” sebutnya.

Dengan memiliki asuransi kesehatan akan memudahkan masyarakat menjalani pengobatan, tetapi ia tetap menyarankan agar masyarakat melakukan pencegahan terjadinya TBC karena dengan memiliki kesehatan yang baik serta dijaga oleh asuransi kesehatan maka kita berkesempatan meraih hari esok yang baik. Dengan mencegah penularan TBC, berarti kita mendukung program pemerintah Indonesia untuk mengeliminasi TBC menuju Indonesia Bebas TBC pada 2030.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Gejala TBC Laten, Bahaya, dan Penanganannya

17 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Kenali Gejala TBC Laten, Bahaya, dan Penanganannya

Spesialis paru menjelaskan beragam gejala TBC yang perlu dikenali dan jangan dibiarkan karena berbahaya dan bisa menular ke banyak orang.


Berjuang Sembuh dari TBC saat Hamil

30 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Berjuang Sembuh dari TBC saat Hamil

Jumayati, seorang mantan pasien tuberkulosis (TBC) menceritakan tantangannya menjalani pengobatan TBC saat sedang hamil.


BRIN Kembangkan DECY-13 untuk Diagnosis Penyakit Kanker dan TBC

31 hari lalu

Development of Experimental Cyclotron in Yogyakarta atau DECY-13 Cyclotron. BRIN
BRIN Kembangkan DECY-13 untuk Diagnosis Penyakit Kanker dan TBC

BRIN mengembangkan DECY-13 untuk produksi radiofarmaka yang bisa menjadi diagnosis penyakit kanker dan TBC. Berikut penjelasannya.


Menkes Bagikan Portable X-Ray untuk Tekan Kasus TBC, Jawa Barat Dapat Terbanyak

43 hari lalu

Petugas saat melihat hasil pemeriksaan Rontgen Thorax milik warga saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Menkes Bagikan Portable X-Ray untuk Tekan Kasus TBC, Jawa Barat Dapat Terbanyak

Skrining penderita TBC terhitung sulit karena tidak bisa dilakukan dengan melihatnya fisiknya dan harus melewati pemeriksaan rontgen di RS.


Serikat Pekerja United Auto Workers Dukung Penuh Kamala Harris Calon Presiden AS, Berikut Profil UAW

44 hari lalu

Presiden Serikat Pekerja United Auto Workers Shawn Fain bergabung dengan anggota UAW yang melakukan pemogokan, di garis piket di Pabrik Perakitan Ford Michigan di Wayne, Michigan, AS, 15 September 2023. REUTERS/Rebecca Cook
Serikat Pekerja United Auto Workers Dukung Penuh Kamala Harris Calon Presiden AS, Berikut Profil UAW

Serikat Pekerja United Auto Workers mendukung Kamala Harris sebagai calon Presiden AS. Berikut profil UAW.


Guru Besar FKUI Ungkap Kelumpuhan TBC Tulang Tak Sama dengan Polio

54 hari lalu

Petugas kesehatan memberikan vaksin polio tetes kepada seorang anak saat Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Posyandu Lavenda, Simpang Rimbo, Jambi, Selasa 23 Juli 2024. Dinas Kesehatan Kota Jambi menargetkan cakupan imunisasi sebesar 95 persen atau sebanyak 80.297 anak. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Guru Besar FKUI Ungkap Kelumpuhan TBC Tulang Tak Sama dengan Polio

Guru Besar FKUI menjelaskan beda kelumpuhan pada tuberkulosis (TB) tulang belakang dengan kasus polio. Berikut penjelasannya.


Minim Kepala Daerah Tanda Tangan Penanganan TBC-Polio

9 Juli 2024

Ilustrasi kuman tuberculosis atau TBC (pixabay.com)
Minim Kepala Daerah Tanda Tangan Penanganan TBC-Polio

Baru 47 dari total 514 kepala daerah yang menandatangani SK Penanganan TBC dan Polio. Kenapa angkanya masih rendah?


Perlunya Skrining di Tempat Berisiko Tinggi TBC untuk Turunkan Kasus

1 Juli 2024

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Perlunya Skrining di Tempat Berisiko Tinggi TBC untuk Turunkan Kasus

Kemenko PMK menyebut perlunya skrining di tempat-tempat berisiko tinggi untuk mengatasi TBC, juga perlunya sosialisasi dan edukasi.


Dokter Jelaskan Jenis Batuk, Penyebab dan Bedanya

26 Juni 2024

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Dokter Jelaskan Jenis Batuk, Penyebab dan Bedanya

Dokter penyakit dalam menyebut batuk memiliki perbedaan yang dapat dilihat berdasarkan sifat akutnya. Berikut penjelasannya.


Penularan TBC Anak Bisa Berawal dari Lingkungan Rumah dan Pentingnya Skrining

23 Juni 2024

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Penularan TBC Anak Bisa Berawal dari Lingkungan Rumah dan Pentingnya Skrining

Pakar mengatakan kontak erat di lingkungan rumah merupakan faktor risiko paling kuat terhadap penularan TBC, terutama pada anak.