Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Tidak Dianjurkan Membuat Hand Sanitizer Sendiri

image-gnews
Pelajar menunjukkan cairan antiseptik atau hand sanitizer yang selesai dibuat di Laboratorium SMK ISFI, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu 18 Maret 2020. Siswa SMK ISFI Banjarmasin memproduksi cairan antiseptik pembersih tangan sebagai antisipasi untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang dijual seharga Rp20 ribu per botol ukuran 20 mililiter dan Rp25 ribu per botol ukuran 100 mililiter. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Pelajar menunjukkan cairan antiseptik atau hand sanitizer yang selesai dibuat di Laboratorium SMK ISFI, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu 18 Maret 2020. Siswa SMK ISFI Banjarmasin memproduksi cairan antiseptik pembersih tangan sebagai antisipasi untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang dijual seharga Rp20 ribu per botol ukuran 20 mililiter dan Rp25 ribu per botol ukuran 100 mililiter. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Permintaan hand sanitizer yang tinggi saat wabah virus corona membuat kelangkaan produk. Akibatnya, banyak orang memilih untuk membuat hand sanitizer sendiri.

Dengan berbagai informasi di media sosial tentang bahan dan cara membuatnya, kini masyarakat pun menjadi lebih mandiri dalam hal kepemilikan hand sanitizer. Sayangnya, pembuatan hand sanitizer sangat tidak disarankan oleh banyak dokter.

Ahli penyakit menular dari Universitas Columbia di New York, Amerika Serikat, Stephen Morse menjelaskan bahwa campuran untuk membuat hand sanitizer harus tepat.

“Sanitizer berbasis alkohol harus mengandung setidaknya 60 persen etanol dan 70 persen isopropanol,” katanya, seperti dilansir dari situs Health Line.

Takaran dan tempat untuk mengaduk senyawa kimia juga harus disesuaikan sebab akan berpengaruh pada hasil akhir dari hand sanitizer.

“Apabila Anda membuatnya terlalu encer, virus tidak akan mati terbunuh. Tapi kalau terlalu pekat, ini bisa memberikan sensasi terbakar hingga pengelupasan kulit tangan,” ungkapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tenaga medis dari London Hygiene and Tropical Medicine, Sally Bloomfield, juga mengatakan memborong barang dan alat pembuat hand sanitizer membuat keduanya menjadi langka dicari. Akibatnya, kerja tim medis di rumah sakit yang membutuhkan menjadi terhambat.

“Alkohol sangat penting bagi rumah sakit. Kami membutuhkannya untuk setiap tindakan medis, terlebih untuk mengatasi iritasi yang bisa menghambat penyembuhan luka. Jangan lagi membuat hand sanitizer sendiri,” ujarnya, seperti dilansir dari situs Cnet.

Sebagai alternatif, Bloomfield pun lebih mengimbau masyarakat untuk mencuci tangan saja sebab mencuci tangan adalah pilihan nomor satu untuk merontokkan segala virus dan bakteri.

“Tidak ada yang bisa mengalahkan kemampuan air bersih dan cairan dalam membunuh kuman, termasuk hand sanitizer. Daripada berburu hand sanitizer, lebih baik membiasakan diri mencuci tangan,” tegasnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

7 hari lalu

Ilustrasi cuci tangan. pixabay.com
Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

38 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

39 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

44 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


Guru Besar UI Bagi Saran Cegah Diare pada Anak di Musim Hujan

11 Februari 2024

Ilustrasi anak mencuci tangan/UNICEF
Guru Besar UI Bagi Saran Cegah Diare pada Anak di Musim Hujan

Pakar kesehatan anak menyebutkan orang mudah terkena diare karena lingkungan yang kotor serta buruknya kebersihan individu.


Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Wali Kota Depok Mohammad Idris menjelaskan tentang program pemberian makanan tambahan usai rapat paripurna persetujuan DPRD terhadap raperda APBD Kota Depok Tahun 2024 di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu 22 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.


Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Para penumpang bus duduk disebelah tanda silang guna menerapkan social distancing saat hari pertama pelonggaran lockdown di Manila, Filipinw, 1 Juni 2020. REUTERS/Eloisa Lopez
Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.


Tips Tetap Sehat di Musim Penyakit seperti Sekarang

18 Desember 2023

Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com
Tips Tetap Sehat di Musim Penyakit seperti Sekarang

Menjelang masa liburan dan banyak orang akan bepergian, baik liburan atau mengunjungi sanak saudara. Jangan sampai menyebarkan penyakit ke mana-mana.


Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Orang-orang yang memakai masker berpergian sebelum pemberlakuan lockdown di Singapura, 14 Mei 2021. Singapura kembali menerapkan lockdown setelah ditemukan 24 kasus Covid-19 penularan lokal untuk hari kedua berturut-turut, jumlah harian tertinggi sejak September tahun lalu. REUTERS/Caroline Chia
Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.


Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Pengendara melintas di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. Kasus positif covid-19 kembali meningkat. Hal ini terlihat dari data kasus positif yang sebelumnya tercatat 30-40 pasien dalam sepekan, sekarang kasus mingguannya mencapai 267 pasien di periode 28 November sampai dengan 2 Desember 2023. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.