TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona membuat banyak orang harus berdiam diri di rumah. Bukan berarti pengeluaran Anda justru menurun karena harus tinggal di rumah. Bisa saja uang Anda habis untuk pembelian listrik dan pulsa telepon yang semakin membengkak. Atau, Anda menghabiskan waktu untuk terus menerus belanja online selagi duduk santai di sofa. Secara tidak sadar, pengeluaran bisa kian bertambah dengan aktivitas itu.
Nah untuk mengatasi pembengkakan biaya, Co-founder sekaligus Vice CEO Jouska Indonesia Farah Dini Novita pun membagikan tips jitunya. Ia menjelaskan bahwa hal utama yang wajib dilakukan oleh setiap orang adalah membeli sesuatu berdasarkan skala prioritas.
Farah mengatakan, hal yang terpenting saat berada di rumah adalah asupan gizi dan kebutuhan sehari-hari. "Ini artinya kebutuhan pokok yang harus didahulukan apapun alasannya," katanya dalam telekonferensi Bijak Financial di Jakarta pada Kamis, 26 Maret 2020.
Setelah itu, ada pula kebutuhan lain yang tak kalah penting yaitu pembayaran ke pihak ketiga atau cicilan. Farah mengatakan bahwa ini adalah tugas dan tanggung jawab yang sama pentingnya sehingga harus diselesaikan. "Kita tidak bisa utak-atik ini karena tergolong sebagai tanggung jawab kan," ungkapnya.
Nah untuk pengeluaran terakhir yang sangat bisa diatur adalah kebutuhan sekunder. Saat kita beraktivitas seperti biasa, kita mungkin mengeluarkan uang untuk hal-hal tidak penting seperti membeli baju, nongkrong di kafe atau nonton di bioskop. "Dana ini pasti tidak digunakan selama di rumah. Jadi ini bisa kita alokasikan untuk yang lebih penting," jelasnya.
Menurut Farah, biaya kebutuhan sekunder tersebut bisa dimasukkan ke dalam dana darurat atau dialokasikan untuk investasi. "Ini sangat baik karena Anda bisa mempersiapkan diri jika sesuatu terjadi dan bahkan mendapat keuntungan lebih lagi," tutupnya.