Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cegah Corona, Bagaimana Temulawak Bisa Perkuat Daya Tahan Tubuh?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). REUTERS/CDC
Ilustrasi 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). REUTERS/CDC
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pasien positif virus corona alias COVID-19 terus bertambah. Hingga Selasa 31 Maret 2020, jumlah pasien yang terinfeksi virus corona mencapai 1.528 orang. 136 pasien sudah meninggal dan 81 orang sudah dinyatakan sembuh. Pemerintah pun mengupayakan berbagai hal untuk menangani kasus wabah corona ini.

Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan Erlina Burhan mengatakan orang yang terkena virus corona mengalami demam, batuk, dan pilek. Bila infeksinya sudah sampai ke paru, orang bisa mengalami pneumonia (radang paru) hingga mengalami kesulitan napas atau sesak yang bisa berujung pada kematian. Namun pada beberapa kasus, seorang yang mengidap Virus Corona tidak menunjukkan gejala apapun.

Erlinda menambahkan bahwa virus corona sangat pintar. Virus ini mungkin tidak membuat seseorang sakit karena memiliki daya tahan tubuh yang baik, namun ia bisa bersembunyi di tubuh seseorang. Kemudian, virus pun akan ditransfer kembali kepada orang-orang dengan daya tahan tubuh lemah.

Virus corona juga bisa menyerang anak-anak. Merujuk pada laporan Business Insider, peneliti menyatakan bahwa 90 persen anak-anak yang mengidap virus corona menunjukkan gejala ringan atau sedang, 39 persen berkembang menjadi pneumonia tanpa menunjukkan gejala yang jelas, 50 persen lainnya mengalami demam, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, kelelahan sementara 4 persen lainnya tidak menunjukkan gejala apapun.

Erlinda menyarankan agar masyarakat menjaga asupan gizi seimbang, cukup istirahat, minum suplemen, dan vitamin. “Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan, karena virus corona bisa menular bila terjadi kontak langsung dengan orang yang sudah lebih dulu mengidap corona. Namun bila seseorang memiliki antibodi yang kuat, maka virus corona tidak bisa melumpuhkan tubuh,” ujar Erlinda dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada Senin 30 Maret 2020.

Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation Chairul A. Nidom adalah salah satu sosok yang terlibat langsung saat penanganan wabah flu burung beberapa tahun lalu. Ia menjelaskan bahwa COVID-19 seperti juga flu burung merupakan wabah internasional atau global. Flu burung tidak pandemi karena penularannya tidak secepat COVID-19. Risiko kematian flu burung di Indonesia bisa sampai 83,9 persen, tapi jumlah yang terinfeksi tidak terlalu banyak. COVID-19 lebih cepat penyebarannya karena bisa menular melalui kontak langsung antar sesama manusia. Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk selalu menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari ancaman virus COVID -19.

Salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk memelihara daya tahan tubuh adalah temulawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb yang mengandung curcumin. Temulawak sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pada masa pemulihan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait dengan infeksi virus COVID-19, Nidom menjelaskan curcumin dalam temulawak mampu mengendalikan produksi sitokin akibat dari satu sel yang terinfeksi oleh virus, baik itu virus infuenza maupun virus corona. Sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh, bila terpapar virus terus menerus bisa terjadi badai sitokin yang membuat paru- paru padat dan kaku sehingga terjadi sesak nafas bahkan gagal nafas dan bisa berlanjut ke kematian. Nidom mengungkapkan, dalam penelitian yang ia lakukan pada 2008 curcumin pada temulawak mampu mengendalikan sitokin inflamatori sehingga tidak terjadi badai sitokin.

Hasil penelitian Nidom ini sejalan dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan, bahwa temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) yang mengandung curcumin memiliki efek terhadap daya tahan tubuh yaitu sebagai imunomodulator. Varalaksmi, melalui penelitian in vivo juga menyatakan bahwa curcumin dapat memodulasi sistem daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan kemampuan proliferasi sel T.

Penelitian bio-informatika yang dipublikasikan pada Maret 2020 dan kepustakaan terbaru telah menyebut bahwa curcumin merupakan salah satu kandidat antivirus SARS-CoV-2. Diharapkan curcumin yang terkandung di temulawak mampu meningkatkan ekspresi ACE2 bentuk soluble yang dapat menghambat terjadinya ikatan antara protein virus dengan ACE2 bentuk fixed pada permukaan sel inang, dimana ACE 2 merupakan sel inang bagi COVID-19 (Inggrid Tania, 2020).

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania mendukung hasil penelitian tersebut. Inggrid menjelaskan, secara fungsional, ada dua bentuk ACE2 yaitu bentuk fixed (menempel pada permukaan sel) dan soluble (bentuk bebas dalam darah). ACE2 bentuk soluble diproyeksikan menjadi salah satu kandidat antivirus corona melalui mekanisme interseptor kompetitif yang mencegah ikatan antara partikel virus dengan ACE2 pada permukaan sel inang.

Menurut Inggrid, temulawak sudah dikonsumsi masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Inggrid menjelaskan, berdasarkan empirical experiental evidence, scientific evidence, dan clinical evidence temulawak terbukti aman dan memberikan manfaat daya tahan tubuh. Berbagai penelitian, terutama penelitian in-vitro dan praklinis di dunia terhadap curcumin menunjukkan bahwa curcumin bersifat antiperadangan, antivirus, antibakteri, antijamur, dan antioksidan.

Raphael Aswin Susilowidodo, VP Research and Development SOHO Global Health menganjurkan masyarakat untuk menggunakan temulawak yang telah diekstrak. Penggunaan temulawak yang telah diekstrak menurut DR Aswin lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh. "Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 miligram diperlukan 7500 miligram temulawak segar, sehingga produk Curcuma FCT sangat simple dan nyaman digunakan pasien tanpa harus repot membuat rebusan,” kata Aswin.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

8 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)


5 Tips Menjaga Kekebalan Tubuh Saat Puasa Ramadan dalam Cuaca Ekstrem

31 hari lalu

Ilustrasi Sahur. Shutterstock
5 Tips Menjaga Kekebalan Tubuh Saat Puasa Ramadan dalam Cuaca Ekstrem

Di tengah cuaca ekstrem, penting bagi umat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna menjaga kekebalan tubuh selama puasa Ramadan.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

35 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

36 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

41 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

43 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

45 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.


Tantangan Jadi Ibu Anak Generasi Alpha Menurut Nagita Slavina

58 hari lalu

Nagita Slavina/Foto: Instagram/Slavina Indonesia
Tantangan Jadi Ibu Anak Generasi Alpha Menurut Nagita Slavina

Nagita Slavina, merasakan perbedaan yang signifikan dalam pola asuh dan pendekatan terhadap kedua anaknya yang termasuk generasi Alpha.


Jaga Kesehatan Pencernaan Anak agar Pertumbuhannya Optimal

58 hari lalu

Ilustrasi anak sedang makan (pixabay.com)
Jaga Kesehatan Pencernaan Anak agar Pertumbuhannya Optimal

Kesehatan pencernaan berperan kunci dalam mencapai tumbuh kembang anak yang optimal karena mempengaruhi sekitar 70 persen sistem kekebalan tubuh.


Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Wali Kota Depok Mohammad Idris menjelaskan tentang program pemberian makanan tambahan usai rapat paripurna persetujuan DPRD terhadap raperda APBD Kota Depok Tahun 2024 di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu 22 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.