TEMPO.CO, Jakarta - Periode belajar dan bekerja dari rumah saat ini membuat Anda memiliki lebih banyak waktu bersama anak-anak. Kebanyakan orang tua bingung memberikan kegiatan untuk anak supaya tidak bosan di rumah. Mengajarkan tanggung jawab pada anak bisa jadi salah satu pilihan kegiatan yang seru dilakukan bersama, seperti disampaikan oleh Jane Cindy Linardi, psikolog di RS Pondok Indah Bintaro.
Imbauan Presiden yang meminta masyarakat untuk #dirumahaja, jaga jarak, dan menjalankan perilaku hidup bersih sehat demi mengurangi penyebaran infeksi COVID-19, menjadi kesempatan untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga. Ayah, ibu, dan anak-anak dapat secara intens berinteraksi dan berkomunikasi di rumah. Pada situasi seperti ini, Anda dan orang tua lain kerap dilanda kebingungan memikirkan kegiatan seru untuk dilakukan bersama-sama ketika #dirumahaja.
Baca Juga:
Peran penting orang tua adalah menanamkan nilai-nilai baik kepada anak-anak. Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai baik, adalah dengan memberi si kecil tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan rumah.
Tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang memerlukan beberapa keputusan yang bersifat etis atau sesuai dengan etika umum yang berlaku di tengah masyarakat. Apabila anak dapat berperilaku dan berbuat sesuai dengan norma yang diterima masyarakat, maka lingkungan di sekitar akan merasakan dan mendapatkan manfaat.
Sama halnya, ketika si kecil sudah dapat bertanggung jawab, artinya ia sudah dapat membedakan mana tindakan yang baik dan kurang baik. Nantinya, ia dapat menentukan keputusannya sendiri dengan lebih bijak. Banyak manfaat yang dapat dirasakan anak bila ia sudah dapat bertanggung jawab atas apa yang ia kerjakan, di antaranya:
1. Melatih daya juang anak karena anak tidak terbiasa dibantu orang tua sehingga memiliki motivasi internal untuk berusaha menyelesaikan segala sesuatu sendiri
2. Menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah, misalnya minuman tumpah, maka penyelesaiannya adalah dengan membersihkan atau mengelap. Contoh lain misalnya ketika ia menghilangkan mainan milik temannya, maka penyelesaiannya adalah mengganti mainan tersebut
3. Menumbuhkan efikasi diri pada anak, yaitu kepercayaan anak akan kapabilitas dirinya untuk melakukan sesuatu, yang akhirnya akan mengarah pada tumbuhnya rasa kepercayaan diri