TEMPO.CO, Jakarta - Meidy Marsella L. Panglewai, psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya Makassar dalam jurnal Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara menyebutkan, COVID-19 sejak muncul pertama kali di Indonesia memang menciptakan aksi masyarakat yang impulsif, contohnya panic buying atau menimbun stok bahan penting.
Meski demikian, pada sisi lain ada juga masyarakat yang tampak tenang dan terkesan pasrah terhadap masalah ini. Beberapa juga ada yang sampai bersikap apatis sehingga menganggap remeh virus corona.
Meidy menilai bentuk-bentuk perilaku tersebut muncul karena kebingungan masyarakat untuk merespons hal yang baru dan bersifat mengancam. Dapat dikatakan bahwa virus COVID-19 ini telah menyebabkan stres massal.
"Ketika manusia mengalami stres, maka terdapat dua respons primitif dalam menghadapinya, yaitu respon fight-or-flight," ungkap Meidy.
Konsep yang dikembangkan oleh Cannon pada 1932 mengartikan bahwa respon fight-or-flight adalah kondisi di mana individu secara naluriah akan melakukan serangkaian tindakan yang agresif untuk melindungi diri atau menarik diri maupun bersikap apatis untuk menghindari situasi yang dianggap berbahaya (flight).
Meidy menilai respons agresif maupun upaya bersikap tenang tidak dapat disalahkan karena keduanya adalah seperangkat respons alami yang ada pada manusia. Namun, pada kasus COVID-19 ada beberapa individu yang melakukan respons kurang tepat karena kekhawatiran.
Meidy menegaskan, dampak dari tindakan tanpa pemikiran yang tepat akan memunculkan gejala-gejala psikologis, seperti kecemasan berlebihan, mudah menerima informasi yang salah tanpa dicerna, dan lainnya. Dengan demikian, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres adalah melalui mindfulness.
Mindfulness adalah kondisi individu yang memiliki kesadaran penuh pada hal-hal yang terjadi di sekitar. Individu yang sedang dalam kondisi mindful menjadi lebih sadar, peka, dapat menyeimbangkan diri, dan mampu menempatkan diri terhadap situasi yang sedang terjadi.
Sebaliknya, tanda bahwa individu sedang tidak dalam kondisi mindful akan memunculkan sikap yang kaku, ceroboh, dan terjebak dalam rutinitas belaka tanpa memaknainya. Mindfulness berperan sebagai upaya psikologis individu untuk dapat meluruskan kebingungan pada pikiran dan perasaan khawatir yang sedang dialami.
Individu yang mindful akan mampu melakukan tindakan yang rasional, menganalisa situasi secara jernih, dan memiliki pikiran yang lebih terbuka. Individu juga mampu menyadari secara utuh konteks maupun situasi yang terjadi di sekitar.
Keuntungan memiliki mindfulness adalah individu akan cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah sehingga dapat mengurangi keresahan dan kecemasan yang terlalu berlebihan, yang malah dapat memperburuk kondisi fisik atau daya tahan tubuh.
"Melalui kondisi psikologis yang sehat, maka kekebalan tubuh juga akan lebih prima, dan yang mengalami sakit akan menjadi lebih cepat sembuh," terang Meidy.
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai mindfulness di tengah situasi saat ini.
Mencari tempat yang tenang untuk melakukan meditasi terfokus
Meditasi terfokus dilakukan dalam posisi duduk dengan nyaman sambil memfokuskan pada sesuatu, misalnya untuk melemaskan otot yang kaku dan meredakan stres, maka tenangkan diri dengan menutup mata, kemudian memperlambat tarikan napas sambil membayangkan otot-otot yang kaku menjadi rileks. Bisa juga dilakukan dengan mata terbuka sambil menatap objek tertentu yang memberikan rasa nyaman sambil memberi sugesti positif pada diri.
Mencuci tangan secara mindful
Anda perlu melakukan proses mencuci tangan secara perlahan-lahan, mulai dari membuka keran air, menggosok sabun, dan membilasnya. Rasakan dan nikmati sensasi yang ada di tangan sambil memberi sugesti positif pada diri bahwa tubuh akan tetap sehat dan virus-virus akan hilang setelah mencuci tangan.
Menikmati makanan secara mindful
Siapkan makanan yang baik untuk tubuh dan nikmati secara perlahan-lahan. Lihat bentuknya, hirup aroma makanan, rasakan teksturnya, kemudian bayangkan tubuh berterima kasih atas asupan yang bergizi yang telah diberikan. Jangan lupa, yakinkan diri bahwa tubuh akan menjadi sehat.
Menenangkan diri di saat panik
Ketika tubuh merasa mengalami gejala panik, hal pertama yang dapat dilakukan adalah menenangkan diri sendiri sesuai dengan cara dan kenyamanan masing-masing individu. Misalnya, cara yang dapat dilakukan adalah memeluk diri sendiri, mengambil napas panjang, mengusap-usap lengan dengan lembut, dan sebagainya.
Memberi sugesti positif
Berbicaralah dengan diri sendiri untuk memberikan sugesti yang positif. Dengan cara tersebut maka individu akan senantiasa menyadari pikiran dan perasaan yang tengah dialami sehingga dapat menganalisa situasi dengan tepat. Cara ini juga dapat meningkatkan rasa menghargai diri sendiri.