TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk berdiam diri di rumah selama wabah virus corona. Tujuannya tentu untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang angka pasiennya meningkat pesat.
Sayangnya, banyak orang di kota besar seperti Jakarta justru memilih untuk pulang ke kampung halaman. Menilai keputusan masyarakat, psikolog klinis Samanta Ananta pun mengatakan ada dampak baik dan buruk yang bisa dihadapi saat mudik.
Baca Juga:
Dimulai dari dampak buruk, ia menjelaskan bahwa risiko penyebaran virus pun akan semakin meluas sebab tanpa disadari mereka bisa menjadi pembawa virus corona meskipun tidak menunjukkan tanda-tanda.
“Akibatnya, virus makin meluas ke kampung, bukan lagi di kota besar saja. Hal ini justru membuat situasi semakin buruk dan memakan waktu pemulihan yang lebih lama,” katanya saat dihubungi pada Minggu, 5 April 2020.
Namun, dari sisi positifnya, pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga pun menjadi kekuatan tersendiri bagi masyarakat.
“Karena mereka tidak merasa sendirian menghadapi situasi panik dan penuh tekanan, serta dapat saling menjaga dan merawat saat kumpul bersama,” jelasnya.
Meski demikian, imbauan pemerintah tentu tidak boleh diabaikan. Ada alternatif lain yang bisa dikerjakan apabila seseorang membutuhkan dukungan dari keluarga di kampung halaman, termasuk berkomunikasi lewat panggilan video atau telepon biasa.
“Jadi, tetap di kota masing-masing dan mulai video call atau telepon sanak saudara di kampung agar selalu ada jalinan komunikasi yang terjalin setiap hari untuk mengetahui kabar dan mengobati kesepian dan saling menenangkan satu sama lain,” katanya.