TEMPO.CO, Jakarta - Saat wabah virus corona, salah satu kegiatan yang paling banyak dikerjakan masyarakat adalah berbelanja di pasar swalayan. Mereka umumnya membeli kebutuhan untuk keberlangsungan hidup selama menerapkan imbauan social distancing di rumah.
Namun perlu dipahami, usai berbelanja dan akan membawa semua barang, hindari penggunaan tas plastik. Melansir dari situs New York Post, kantung yang disediakan gratis atau berbayar Rp 200 itu memiliki risiko tinggi untuk membawa virus.
Hal tersebut dikemukakan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ryan Sinclair dari Loma Linda University School of Public Health. Melalui studi yang dipublikasikan lewat Journal of Environmental Health pada 2018, tas plastik dengan bahan dasar polipropilena bisa menempelkan virus dengan cepat.
Pemeriksaan dilakukan lebih lanjut dan ditemukan seluruh belanjaan yang dibawa dengan tas plastik pun menjadi terkontaminasi. Tangan yang dipakai untuk membawa barang-barang pun mengalami hal demikian.
“Penemuan ini mengingatkan masyarakat untuk tidak semudah itu dalam menggunakan tas plastik,” katanya.
Imbauan lain yang lebih disarankan untuk mengangkat belanjaan, yakni dengan tas kain. Sinclair mengatakan bahwa tas jinjing kain memiliki jumlah bakteri yang lebih rendah daripada tas plastik.
“Namun, perlu diperhatikan kebersihannya dengan selalu mencuci setelah digunakan karena bakteri bisa menempel jika tas kain kotor,” ujarnya.