TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Raffi Ahmad menggelar kegiatan suntik di rumah. Dalam Instagram pribadinya, Raffi memperlihatkan suasana di rumahnya yang penuh dengan anak-anak ditemani orang-orang dewasa.
Terlihat pula dua orang petugas kesehatan yang mengenakan masker memberikan suntikan kepada anak-anak yang sedang mengantri. Raffi mengenalkan beberapa nama anak kecil yang sedang digendong. "Semua lagi pada antri mau disuntik, buat vaksin. Biar sehat..(agar tidak) batuk, pilek dan lain lain," kata Raffi. "Suntik di rumah, di rumah aja guys."
Pemberian vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksin (imunisasi) dilakukan untuk mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi penyebab penyakit - penyakit tertentu.
Para peneliti saat ini sedang bekerja keras untuk menemukan vaksin yang paling cocok untuk melawan virus corona yang sudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Sempat tersebar kabar bahwa vaksin influenza bisa menangkal penyakit influenza, benarkah?
Dokter Spesialis Paru Dokter Andy Nazarudin dari RS Mayapada Tangerang mengatakan dari namanya saja, vaksin influenza sudah berbeda. Jadi tidak tepat menggunakannya untuk mencegah tertular virus corona.
"Corona ini belum ada vaksinnya, jadi tidak tepat mencegah corona dengan vaksin influenza. Tidak ada kaitannya dengan Covid-19 dan vaksin influenza untuk mencegah Covid-19, jadi sesuai peruntukannya untuk mencegah virus influenza," ucap Andy kepada Tempo.co beberapa waktu lalu.
Namun, menurut Andy vaksin influenza disarankan untuk orang-orang yang daya tahan tubuhnya lebih rentan.
"Kalau kita terkena virus corona tapi daya tahan tubuhnya bagus, bisa tidak sakit. Sebab pada dasarnya orang yang terkena corona itu mereka yang daya tahan tubuhnya rendah, dengan penyakit tertentu dan lansia," ucap Andy.
Sementara itu, menurut dokter spesialis anak dan konsultan respirologi anak Cissy B Kartasasmita, vaksin influenza bisa disarankan karena bisa mencegah pneumonia. Vaksin bisa dilakukan mulai usia di atas 6 bulan-18 tahun.
"Belum ada bukti bahwa vaksin influenza bisa mencegah Covid-19, sebab Covid-19 masih baru, lain virusnya dari influenza," ucap Cissy dalam Live Instagram IDAI, Kamis, 2 April 2020.
Hingga saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah Covid-19 yang muncul pertama kali di Wuhan, Cina. Direktur di Pusat Pengembangan Vaksin dan Kesehatan Global di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Kathleen Neuzil mengatakan proses pengembangan vaksin normal membutuhkan rata-rata 10 hingga 15 tahun, karena para peneliti dan dokter ingin memastikan bahwa mereka memberi orang perawatan yang aman.
Untuk mendapatkan vaksin yang disetujui di Amerika, harus melalui beberapa fase pengembangan, termasuk penelitian praklinis dan pengujian hewan, uji klinis manusia dan kontrol kualitas.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi berapa lama untuk membuat vaksin, termasuk kompleksitas penyakit, bagaimana sistem kekebalan manusia bereaksi terhadap penyakit tertentu dan di mana dalam tubuh suatu penyakit berakar.
"Penyakit pernapasan, seperti Covid-19, secara umum bisa sedikit lebih sulit. Karena vaksin harus menciptakan respons imun yang cukup dalam aliran darah untuk mengaktifkan antibodi di saluran pernapasan," kata dia.
EKA WAHYU PRAMITA | MITRA TARIGAN | INSTAGRAM