TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang tentu berharap agar wabah virus corona segera berakhir. Hal ini pun tentu harus diimbangi dengan beberapa aktivitas yang berguna untuk meminimalkan risiko penularan.
Sayangnya, dalam pengaplikasiannya, tak jarang banyak orang justru melakukan kesalahan. Alhasil, ini pun berakibat fatal dan justru menyebabkan penyebaran COVID-19 tidak kunjung usai.
Agar kebiasaan yang salah itu tak lagi dikerjakan sehingga pasien virus corona semakin menyusut angkanya, profesor penyakit menular di Stanford Medicine, Stanley Deresinski, seperti dilansir dari situs Live Science, pun memberikan edukasinya.
Tidak mengkarantina diri saat sakit
Banyak yang tetap beraktivitas seperti biasa saat sedang sakit. Alasannya pun beragam, termasuk kebutuhan mencari nafkah bagi keluarga. Padahal, mereka yang memiliki gejala flu, batuk, dan demam berisiko tinggi mengidap corona. Sedangkan aktivitas yang mereka kerjakan sangat membahayakan karena bisa menularkan kepada orang-orang di sekitar.
Sesuai dengan imbauan CDC, setiap orang yang sakit diwajibkan untuk mengkarantina diri di rumah selama 14 hari. Penggunaan barang pribadi seperti alat makan dan peralatan mandi juga disarankan agar tidak menularkan ke anggota keluarga. Dengan alasan apapun, pembatasan aktivitas wajib dilakukan karena ini salah satu cara ampuh untuk mencegah meningkatnya jumlah pasien.
Mempercayai pengobatan alternatif daripada dokter
Tak jarang pasien virus corona memilih untuk menjalani pengobatan alternatif. Mereka juga lebih mempercayai hoaks yang beredar di media sosial dan surat kabar abal-abal. Misalnya, mengkonsumsi bawang putih dan berkumur air hangat bisa membunuh virus.
Padahal, cara benar untuk mengatasi corona adalah cukup mengkarantina diri dan pergi ke dokter. Meski sampai saat ini belum ditemukan penawar untuk Covid-19, para ahli jauh lebih tahu apa yang terbaik. Mereka telah mendapatkan ilmu sesuai standar tenaga kesehatan di seluruh dunia.
Melupakan gaya hidup bersih
Memulai suatu kebiasaan dengan mengerjakan gaya hidup bersih memang bukan suatu hal yang mudah. Namun, CDC sendiri sudah mengatakan aktivitas seperti mencuci tangan, menghindari memegang area wajah, menutup mulut saat bersin, bisa menurunkan risiko penyebaran virus corona.
Tapi, seringkali orang memilih cara instan dengan gaya hidup tidak bersih. Alhasil, bukan corona saja yang berisiko tinggi untuk diidap namun juga berbagai masalah kesehatan lain, seperti diare dan tifus.
Menyetok masker dan peralatan medis
Tahukah Anda bahwa orang-orang yang lebih membutuhkan masker dan peralatan medis lain adalah para petugas kesehatan? Sebab merekalah orang-orang yang paling berisiko tinggi terinfeksi virus corona lantaran menangani banyak pasien positif COVID-19.
Sedangkan kita yang memiliki risiko rendah seharusnya cukup membekali diri dengan pola hidup bersih. Untuk itu, hindari membeli banyak masker dan peralatan medis karena ada yang lebih membutuhkan. Ingat, mereka adalah orang-orang di garda depan yang bertugas untuk menolong sanak saudara kita.