TEMPO.CO, Jakarta - Kasus anak-anak bermata minus kini banyak ditemukan, namun yang terpenting adalah mengetahui kapan saat anak Anda membutuhkan bantuan kacamata.
Mata minus, silinder dan plus bisa terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa. Faktor penyebabnya pun beragam mulai dari genetik atau keturunan dan kebiasaan. "Kalau ibu atau bapak punya minus apa plus, bisa menurun ke anaknya. Ditambah lagi anak-anak bermain gadget dan lebih banyak bermain di dalam rumah. Ini yang bikin anak-anak sekarang pakai kacamata," ujar dokter spesialis mata Zoraya Ariefia Feranthy, dalam Instagram Live "Menjaga Kesehatan Mata Anak di Era Digital", Rabu 8 April 2020.
Zoraya mengatakan cara mudah untuk mengenali seorang anak membutuhkan kacamata adalah dengan memperhatikan kebiasaannya di rumah, seperti mengucek mata atau mengernyitkan mata.
Ia mengatakan bila anak suka menonton televisi dengan jarak yang dekat, orang tua sebaiknya segera membawa anak ke dokter mata. Ciri lain adalah saat anak suka sekali mengedipkan mata. "Karena setiap enggak jelas dia harus fokusin matanya dengan berkedip, terus kalau melihat sesuatu matanya akan mengernyit untuk memfokuskan penglihatan," kata Zoraya.
Ciri anak yang butuh kacamata seperti di atas sudah bisa dilihat sejak usia balita. Balita biasanya akan mendekati objek bila bermain karena dari jauh balita akan sulit melihat. "Makanya penting sekali untuk memperhatikan permainan anak yang warnanya kontras," kata Zoraya. Hal ini penting untuk mengetes apakah anak responsif dengan apa yang dilihatnya.
Menurut Zoraya penting bagi orang tua untuk meyakinkan anak bahwa menggunakan kacamata tidak akan membuat penampilan menjadi kurang menarik. Sebab jika anak itu tidak menggunakan bantuan kacamata, maka masalah kesehatan matanya akan semakin memburuk.
"Ini sifat yang salah, jangan membatasi pemakaian kacamata karena takut ketergantungan. Kalau enggak dikasih malah pertumbuhannya terganggu, minusnya malah tambah banyak. Pakai kacamata itu untuk menahan agar mata minus tidak bertambah," kata Zoraya.
Zoraya menyayangkan banyak persepsi anak yang mengatakan orang yang mengenakan kacamata adalah anak culun. Persepsi itu membuat anak ogah mengenakan kacamata. "Guru perlu dibilangin, ini anak memang perlu pakai kacamata supaya tidak diledek teman-temannya," lanjutnya.