TEMPO.CO, Jakarta - Meningitis atau radang selaput otak adalah masalah kesehatan yang tak boleh disepelekan sebab telah menyebabkan banyak orang meninggal, termasuk penyanyi Glenn Fredly. Hal tersebut pun disampaikan langsung oleh pihak keluarga.
“Glenn Fredly Deviano Latuihamallo pada Rabu, 8 April 2020, pukul 18.47 dalam usia 44 tahun di Rumah Sakit Setia Mitra, Cilandak, Jakarta Selatan akibat meningitis,” kata perwakilan keluarga kepada rekan media.
Terlepas dari kabar duka tersebut, masih minim pengetahuan masyarakat tentang meningitis. Agar tidak salah informasi, berikut beberapa mitos dan faktanya, seperti dilansir dari situs Irish Health dan National Foundation for Infectious Diseases.
Mitos pertama: Meningitis mudah didiagnosis
Meningitis memiliki tanda yang sangat umum, termasuk demam tinggi, sakit kepala, leher kaku, kebingungan, mual, muntah, kelelahan, dan ruam keunguan. Hal tersebut yang membuat banyak orang sering salah paham. Untuk itu, penting bagi pasien dengan gejala segera memeriksakan diri agar mengetahui pasti penyakit yang diderita dan segera mendapat pertolongan.
Mitos kedua: Meningitis hanya menyerang saat remaja
Memang, meningitis paling rentan menyerang saat usia seseorang berada pada usia 11-18 tahun. Namun, bukan berarti orang-orang di bawah atau atas usia tersebut tidak bisa terjangkit penyakit serupa sebab meningitis bisa menyerang siapa saja. Terlebih mereka yang tinggal di area tinggi pasien positif dan suka bertukar barang pribadi, seperti minum dari botol yang sama.
Mitos ketiga: Semua jenis meningitis bisa dicegah dengan vaksinasi
Sampai saat ini, vaksinasi telah tersedia untuk mencegah meningitis. Umumnya, ini diinjeksi saat remaja atau akan bepergian ke tempat baru yang mungkin berisiko tinggi menularkan penyakit serupa. Meski begitu, vaksinasi yang tersedia saat ini hanya dikhususkan untuk tipe A dan C, sedangkan belum ada vaksinasi guna mencegah meningitis tipe B.