TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis senior A.E. Priyono meninggal dunia pada Minggu, 12 April 2020, sekitar pukul 11.30 WIB. Tokoh intelektual itu mengembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan pneumonia.
Pneumonia tergolong penyakit yang umum pada anak-anak hingga dewasa. Bahkan, menurut sebuah riset, pneumonia masih menjadi penyebab kematian anak-anak nomor satu di seluruh dunia.
Secara garis besar, pneumonia atau paru-paru basah merupakan pembengkakan saluran pernapasan akibat kantung udara kecil yang dipenuhi oleh cairan. Hal ini disebabkan oleh bakteri dan virus yang hinggap di dalam tubuh akibat gaya hidup yang kurang bersih.
Masih banyak masyarakat yang awam mengenai gejala pneumonia. Ini disebabkan tahap awal penyakit tersebut menyerupai batuk pilek biasa sehingga seringkali diabaikan. Lantas, apa saja ciri-ciri dan gejala pneumonia?
Batuk berdahak
Batuk berdahak merupakan gejala klasik pneumonia. Bakteri yang menyebabkan infeksi akan membentuk dahak berwana hijau atau kuning. Apabila warnanya berubah kemerahan atau menyerupai darah, itu merupakan invasi jaringan paru-paru oleh patogen.
Sesak napas
Seperti yang diketahui, pneumonia adalah penyakit infeksi pada bagian paru-paru. Patogen yang menyebabkan penyakit ini akan menyerang kantung udara atau alveoli, yang merupakan struktur fungsional paru-paru. Oleh sebab itu, penderita akan merasa terganggu di pernapasan.
Kebingungan
Sesak napas yang dialami dapat menyebabkan otak kekurangan oksigen dan zat-zat penting lain dalam tubuh. Hal ini yang kemudian menyebabkan keadaan delirium atau kebingungan dan berpikir tidak jelas. Umumnya, ini akan terjadi pada orang tua.
Perubahan warna pada bibir dan kuku
Bakteri yang menyebabkan pneumonia akan membuat penderitanya kekurangan oksigen dalam sel-sel tubuh. Hal ini akan menyebabkan perubahan warna pada bibir dan kuku. Bibir akan berubah warna menjadi pucat hingga kebiruan, sedangkan kuku akan berubah warna menjadi putih pucat (leukonikia).