Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset Pengetahuan Anak Pondok Pesantren Soal Kesehatan Reproduksi

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi santri. ANTARA
Ilustrasi santri. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ada beberapa penelitian yang mengangkat kesehatan reproduksi dan seksualitas di pondok pesantren. Mereka melakukan penelitian ini karena pengetahuan kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual masih dianggap tabu oleh sebagian pondok pesantren. Akibatnya, para santri dan santriwati tidak mempelajari ilmu ini secara mendalam.

Salah satu organisasi yang mengadakan penelitian tersebut adalah Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia atau Puska GenSeks FISIP UI. Peneliti Puska GenSeks FISIP Universitas Indonesia, Reni Kartikawati mengatakan penelitian ini mengungkap berbagai masalah kesehatan dan pemahaman seksual yang keliru di lingkungan pondok pesantren. “Temuannya berupa gangguan kesehatan dan perilaku yang dianggap candaan padahal sebenarnya itu pelecehan seksual,” kata Reni kepada Tempo, Minggu 29 Maret 2020.

Riset yang dilakukan Puska GenSeks FISIP Universitas Indonesia pada 2013 itu menggandeng empat organisasi lain. Mereka adalah Hivos, organisasi yang mengutamakan nilai humanis; Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI); lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada pusat pendidikan dan informasi Islam dan hak-hak perempuan, Rahima; serta organisasi pergerakan anak muda di bidang sosial dan budaya, Pamflet.

Tim peneliti mengambil sampel di enam pondok pesantren yang tersebar di Kabupaten Jombang, Banyuwangi, dan Lamongan, Jawa Timur. Hasil riset menunjukkan salah satu masalah yang dihadapi para santri dan santriwati adalah kekerasan seksual. Sebanyak 21,1 persen responden mengaku pernah diraba di bagian tertentu tanpa dikehendaki. Pelakunya sebanyak 61,5 persen adalah teman, dan sisanya atau 38,5 persen dilakukan oleh pacar.

Reni menjelaskan, bentuk kekerasan seksual yang dialami para santri berupa rabaan di bagian alat kelamin oleh teman di asrama. Mereka menyebut peristiwa itu sebagai 'nyuluh' dan biasanya dilakukan menjelang tidur. Pelakunya biasanya para senior, sedangkan korbannya adalah adik kelas. "Banyak di antara mereka menganggap ‘nyuluh’ sebagai bagian dari candaan biasa," kata Reni.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Rahima. Mereka menggali informasi tentang pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksualitas dari 1.000 santri dan santriwati di Kabupaten Jombang, Kediri, Lamongan, dan Banyuwangi, Jawa Timur,  pada Januari 2015. Riset ini menemukan masalah kesehatan kulit dan kelamin yang kerap dialami anak pondok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebanyak 36 persen santri dan 35 persen santriwati pernah menderita gatal-gatal kulit atau scabies. Bahkan 70 persen santriwati mengalami keputihan. Kondisi ini terjadi karena mereka belum memahami bagaimana menjaga kesehatan organ intim. Ditambah kondisi lingkungan sehari-hari para santri yang bisa jadi kurang terjaga kebersihannya serta gaya hidup yang kurang sehat.

Ilustrasi santriwati. ANTARA

Dosen Fakultas Ushuluddin dan Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (Institut PTIQ), Nur Rofiah mengatakan, menyayangkan belum adanya mata pelajaran tentang kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual di pondok pesantren sebagaimana siswa di sekolah umum mempelajari anatomi tubuh dalam mata pelajaran biologi. Dia berharap pemilik dan pengasuh pondok pesantren dapat memanfaatkan era kebabasan informasi untuk menambah ilmu tentang kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual bagi santri dan santriwati.

“Pemimpin dan pengasuh pondok pesantren bisa bekerja sama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat yang fokus di bidang itu,” kata dia Nur Rofiah yang kerap memberikan kajian gender Islam. Pondok pesantren sebagai tempat pendidikan, dia menambahkan, sangat strategis untuk menciptakan efek domino tentang pemahaman kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual. “Mengajarkan ilmu ini kepada santri dan santriwati bisa menyadarkan ribuan generasi muda serta masyarakat.”

Berdasarkan catatan Kementerian Agama, saat ini ada sekitar 5,2 juta santri dan wantriwati yang tersebar di 28,2 ribu pesantren di seluruh Indonesia. Tidak semua pondok pesantren mengajarkan pendidikan kesehatan reproduksi dan pendidikan secara khusus kepada para santri dan santriwati. Para guru umumnya hanya menyinggung perihal reproduksi yang berkaitan dengan hukum-hukum Islam dalam mata pelajaran fikih.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kiai Abal-Abal Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Santri di Semarang Dituntut 15 Tahun Penjara

59 menit lalu

Muh Anwar alias Bayu Aji Anwari. Facebook
Kiai Abal-Abal Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Santri di Semarang Dituntut 15 Tahun Penjara

Bayu Aji Anwari, pimpinan Yayasan Islam Nuril Anwar Kota Semarang dituntut 15 tahun penjara. Didakwa melakukan kekerasan seksual terhadap 6 santri.


Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

4 hari lalu

Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta (Dua dari kiri), Kabid Humas Kombes Pol Mulia Prianto (tiga dari kiri) dan Kapolres Tebo I Wayan Arta (empat dari kanan) menyampaikan keterangan pers terkait hasil penyidikan kasus penganiayaan santri di Tebo, Sabtu, 23 Maret 2024. Foto: ANTARA/Tuyani.
Motif Penganiayaan Santri hingga Tewas di Jambi, Pelaku Ditagih Utang Rp 10 Ribu

Polda Jambi akirnya mengungkap motif penganiayaan yang menewaskan AH, 13 tahun, santri di salah satu ponpes di Kabupaten Tebo.


Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

5 hari lalu

Ilustrasi pencabulan. Shutterstock
Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

Polisi menetapkan bapak dan anak pengasuh pondok pesantren di Trenggalek sebagai tersangka pencabulan


Santri Tewas di Jambi, Polres Tebo Tangkap Dua Kakak Kelas Korban

5 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Santri Tewas di Jambi, Polres Tebo Tangkap Dua Kakak Kelas Korban

Polres Tebo, Jambi, menangkap terduga pelaku penyebab kematian santri berinsial AH, 13 tahun, di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes).


Polda Jambi Jamin Penyelidikan Kasus Kematian Santri di Tebo Berlanjut, Gelar Perkara Dilakukan Pekan ini

10 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Polda Jambi Jamin Penyelidikan Kasus Kematian Santri di Tebo Berlanjut, Gelar Perkara Dilakukan Pekan ini

Kasus kematian santri di salah satu Pondok Pesantren di Tebo Jambi ini sempat mandek, hingga viral lagi setelah dibawa ke Hotman Paris.


Disinggung Hotman Paris, Kasus Santri Tewas di Jambi yang Sempat Mandek Berlanjut

11 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Disinggung Hotman Paris, Kasus Santri Tewas di Jambi yang Sempat Mandek Berlanjut

Polda Jambi menyatakan penyelidikan kasus kematian seorang santri di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Tebo terus berlanjut.


Kiai dan Anaknya di Trenggalek Ditetapkan jadi Tersangka Pencabulan Santriwati

12 hari lalu

Kapolres Trenggalek AKBP Gathut Bowo Supriyono. Foto: ANTARA/HO - Humas Polres Trenggalek
Kiai dan Anaknya di Trenggalek Ditetapkan jadi Tersangka Pencabulan Santriwati

M, 72 tahun; dan anaknya, F, 37 tahun, dilaporkan empat orang ke Polres Trenggalek atas dugaan tindak pencabulan santriwati


Kiai di Trenggalek dan Anaknya Diduga Lecehkan Belasan Santri sejak 2021

13 hari lalu

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Kiai di Trenggalek dan Anaknya Diduga Lecehkan Belasan Santri sejak 2021

seorang pengasuh pondok pesantren dan anaknya di Trenggalek, Jawa Timur, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 12 santriwati


Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

18 hari lalu

Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Ayodhia G.L Kalake menyerahkan cenderamata kepada Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy di acara Program Edukasi & Intervensi Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, di Kupang, NTT, Kamis, 7 Maret 2024/Istimewa
Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.


Ini Penyebab dan Cara Dokter Mendiagnosis Impotensi

19 hari lalu

Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock
Ini Penyebab dan Cara Dokter Mendiagnosis Impotensi

Impotensi atau disfungsi ereksi (DE) adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seksual seorang pria.