Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Identitas karena Karantina Diri, Cek Sebabnya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Karantina diri akibat wabah virus corona telah mengubah kehidupan sehari-hari. Lama berdiam diri di rumah memunculkan penghapusan elemen-elemen kunci dan membuat banyak orang mengalami krisis identitas.

Dr. Paul Marsden, seorang psikolog di Universitas Arts London menjelaskan lockdown memang berpotensi menimbulkan krisis identitas. Dia mengatakan sebenarnya rasa identitas yang positif didorong oleh tiga hal, memiliki rasa otonomi, rasa keterkaitan, dan rasa kompetensi, psikolog menyebutnya ARC kebahagiaan. Marsden mengatakan karantina diri akibat virus corona menimbulkan masalah untuk ketiga hal ini.

"Rasa otonomi kita misalnya mengalami kebebasan, pilihan dan kontrol frustrasi oleh pembatasan. Rasa keterkaitan misalnya mengalami perawatan, koneksi, dan afiliasi, frustrasi oleh jarak sosial, dan kompetensi, misalnya prestasi, penguasaan, dan kesuksesan sehingga frustrasi oleh situasi yang dirasa tidak kompeten untuk dihadapi," ujarnya, dikutip dari www.metro.co.uk.

Tetapi, seperti apakah krisis diri ini sebenarnya? Instruktur utama NLP dan hipnosis Rebecca Lockwood menjelaskan krisis identitas adalah ketika seseorang mulai bingung dengan apa yang disukai, apa yang tidak, dan mulai merasa seolah-olah tidak yakin siapa dirinya dan apa yang diinginkan dari kehidupan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Mereka terus-menerus mempertanyakan diri sendiri dan merasa tidak aman, ini biasanya terjadi ketika peristiwa emosional yang signifikan terjadi, seperti putus, memiliki anak atau iklim lockdown saat ini," tuturnya, dikutip dari www.rebeccalockwood.org.uk.

Dia menjelaskan pikiran biasanya teralihkan dengan kegiatan sehari-hari, tetapi ini adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan sementara karena virus corona.

"Pikiran kita disibukkan dengan tugas, tanggung jawab, dan rencana, semua hal yang menciptakan banyak kebisingan internal. Ketika hal-hal ini dilucuti dan bahwa kebisingan menghilang, kita dapat menemukan diri kita mempertanyakan siapa kita di suasana tenang ini," jelasnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

21 hari lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI


Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

22 hari lalu

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, di Jakarta, Selasa (19 Maret 2024). (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

35 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

36 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

41 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


22 Negara Disebut Susah Ekspor Beras, Jokowi: Dulu Mudah

48 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat penyerahan bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Bulog, Cibitung, Jawa Barat, Jumat 16 Februari 2024. Presiden Jokowi menepis anggapan bahwa kenaikan harga beras dipicu pemberian bantuan pangan dari pemerintah. TEMPO/Subekti.
22 Negara Disebut Susah Ekspor Beras, Jokowi: Dulu Mudah

Jokowi mengungkapkan dunia sedang mengalami krisis pangan, sehingga setiap negara berhati-hati untuk mengekspor beras.


Krisis Makanan di Palestina, UNRWA: Pasokan Makanan Tidak Masuk ke Gaza utara Sebulan Terakhir

50 hari lalu

Krisis Makanan di Palestina, UNRWA: Pasokan Makanan Tidak Masuk ke Gaza utara Sebulan Terakhir

Kelaparan mengintai Gaza, Palestina akibat krisis makanan, ketika badan-badan bantuan berjuang untuk mengirimkan makanan ke bagian utara, kata UNRWA


Terkini: Usai Pilpres Harga Pangan Kompak Naik, Jokowi Kembali Bagi Bansos di Tengah Kelangkaan Beras

16 Februari 2024

Pembeli membayar belanjaan kepada pedagang di Pasar Senggol Kota Dumai, Riau, Selasa, 31 Oktober 2023. Harga kebutuhan harian di Riau mengalami kenaikan pada awal pekan ini, seperti harga cabai merah Sumbar naik dari Rp48 ribu menjadi Rp70 ribu per kilogram. ANTARA/Aswaddy Hamid
Terkini: Usai Pilpres Harga Pangan Kompak Naik, Jokowi Kembali Bagi Bansos di Tengah Kelangkaan Beras

Harga komoditas bahan pangan semua mengalami kenaikan dua hari setelah pemilihan umum (Pemilu).


JPMorgan Ingatkan Ekonomi Amerika Serikat Terancam karena Utang Bertambah Terus

29 Januari 2024

Seorang anggota kepolisian meletakkan bendera Amerika Serikat untuk mengenang serangan 11 September 2001 silam di sebuah taman di Winnetka, Illinois, 10 September 2015. REUTERS
JPMorgan Ingatkan Ekonomi Amerika Serikat Terancam karena Utang Bertambah Terus

JPMorgan memperingatkan ekonomi Amerika Serikat berjalan menuju bencana karena utang negara yang terus bertambah.


Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Wali Kota Depok Mohammad Idris menjelaskan tentang program pemberian makanan tambahan usai rapat paripurna persetujuan DPRD terhadap raperda APBD Kota Depok Tahun 2024 di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu 22 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.