TEMPO.CO, Jakarta - Mewabahnya virus corona tentu diiringi dengan berbagai bentuk tips pencegahan. Sampai saat ini pemerintah selalu menganjurkan bentuk pencegahan seperti cuci tangan sesering mungkin, menjaga kebersihan sekitar, serta menggunakan masker. Masyarakat, terlihat lebih kreatif dengan memberikan berbagai saran pencegahan tambahan. Salah satu tips yang sedang viral saat ini adalah penggunaan diffuser yang diisi dengan cairan antiseptik, Dettol.
Hal tersebut pertama kali diungkapkan oleh selebgram Dinda Shafay lewat akun Tik Tok. Melalui sebuah video, ia menunjukkan cara menangkal virus corona dengan memasukkan Dettol pada diffuser. Harapannya, uap yang dihasilkan bisa membunuh mikroorganisme di sekitar.
Alih-alih mendapat dukungan, video tersebut justru menuai hujatan dari para netizen di dunia maya. Ramai di media sosial Instagram dan Twitter, tak jarang orang mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar dan justru merusak kesehatan.
Ilustrasi diffuser aromaterapi
Akun Twitter @aan__ misalnya, menyebut bahwa Dettol mengandung Chloroxylenol. “Mohon tidak menjadikan dettol sebagai bahan alat diffuser. Chloroxylenol pada dettol bisa mengiritasi mukosa saluran pernafasan,” katanya pada 13 April 2020.
Baca juga:
Akun Twitter lain dengan nama @hendralm yang mengatakan bahwa jika hal tersebut benar, tentu sudah diterapkan oleh para tenaga kesehatan. “Kalau tips ini benar, setiap ruangan di RS di seluruh dunia pasti sudah menggunakannya,” katanya.
Benarkah diffuser Dettol tidak seharusnya digunakan? Melansir dari situs Live Strong, profesor mikroorganisme di Winchester College, Inggris, Mike Thompson mengatakan bahwa Dettol memang memiliki kandungan kimia yang buruk jika tercium oleh manusia.
Molekul yang dimaksudkan itu termasuk Chloroxylenol. “CDC menyebut bahwa Chloroxylenol memiliki bau yang khas seperti amonia. Jika dihirup, ini bisa menghasilkan asam dan dapat merusak jaringan pada paru-paru,” katanya.
Selain itu, kandungan lain berupa klorin yang menempel pada bagian tubuh lembab seperti kulit dan organ mata juga menyebabkan iritasi. “Pada kasus yang serius, kulit dan mata bisa lebam, penglihatan kabur, mata berair, hingga mual dan muntah,” katanya.
Sementara produsen Dettol di Inggris melalui website resminya sudah mengklarifikasi bahwa kandungannya belum bisa efektif membasmi Covid-19. “Dettol belum memiliki akses ke virus baru (2019-nCoV) untuk pengujian. Sehingga belum mengetahui tingkat efektivitas dalam membunuh virus corona terbaru," katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | TWITTER | LIVESTRONG