Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Viral Diffuser Dettol untuk Tangkal Virus Corona, Benar Ampuh?

image-gnews
Dinda Safay. Youtube
Dinda Safay. Youtube
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mewabahnya virus corona tentu diiringi dengan berbagai bentuk tips pencegahan. Sampai saat ini pemerintah selalu menganjurkan bentuk pencegahan seperti cuci tangan sesering mungkin, menjaga kebersihan sekitar, serta menggunakan masker. Masyarakat, terlihat lebih kreatif dengan memberikan berbagai saran pencegahan tambahan. Salah satu tips yang sedang viral saat ini adalah penggunaan diffuser yang diisi dengan cairan antiseptik, Dettol.

Hal tersebut pertama kali diungkapkan oleh selebgram Dinda Shafay lewat akun Tik Tok. Melalui sebuah video, ia menunjukkan cara menangkal virus corona dengan memasukkan Dettol pada diffuser. Harapannya, uap yang dihasilkan bisa membunuh mikroorganisme di sekitar.

Alih-alih mendapat dukungan, video tersebut justru menuai hujatan dari para netizen di dunia maya. Ramai di media sosial Instagram dan Twitter, tak jarang orang mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar dan justru merusak kesehatan.

Ilustrasi diffuser aromaterapi

Akun Twitter @aan__ misalnya, menyebut bahwa Dettol mengandung Chloroxylenol. “Mohon tidak menjadikan dettol sebagai bahan alat diffuser. Chloroxylenol pada dettol bisa mengiritasi mukosa saluran pernafasan,” katanya pada 13 April 2020.

Akun Twitter lain dengan nama @hendralm yang mengatakan bahwa jika hal tersebut benar, tentu sudah diterapkan oleh para tenaga kesehatan. “Kalau tips ini benar, setiap ruangan di RS di seluruh dunia pasti sudah menggunakannya,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Benarkah diffuser Dettol tidak seharusnya digunakan? Melansir dari situs Live Strong, profesor mikroorganisme di Winchester College, Inggris, Mike Thompson mengatakan bahwa Dettol memang memiliki kandungan kimia yang buruk jika tercium oleh manusia.

Molekul yang dimaksudkan itu termasuk Chloroxylenol. “CDC menyebut bahwa Chloroxylenol memiliki bau yang khas seperti amonia. Jika dihirup, ini bisa menghasilkan asam dan dapat merusak jaringan pada paru-paru,” katanya.

Selain itu, kandungan lain berupa klorin yang menempel pada bagian tubuh lembab seperti kulit dan organ mata juga menyebabkan iritasi. “Pada kasus yang serius, kulit dan mata bisa lebam, penglihatan kabur, mata berair, hingga mual dan muntah,” katanya.

Sementara produsen Dettol di Inggris melalui website resminya sudah mengklarifikasi bahwa kandungannya belum bisa efektif membasmi Covid-19. “Dettol belum memiliki akses ke virus baru (2019-nCoV) untuk pengujian. Sehingga belum mengetahui tingkat efektivitas dalam membunuh virus corona terbaru," katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | TWITTER | LIVESTRONG

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Porter dan Sopir Angkot juga Bicara Pasar Tanah Abang Sepi, Sebut Beda Bener dan Bullshit

3 hari lalu

Tulisan para pedagang yang dipajang di kios mereka di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa, 19 September 2023. Melalui tulisan-tulisan tersebut, para pedagang pakaian meminta pemerintah menutup sejumlah e-commerce yang dinilai membuat kios mereka sepi pembeli. TEMPO/Ami Heppy
Porter dan Sopir Angkot juga Bicara Pasar Tanah Abang Sepi, Sebut Beda Bener dan Bullshit

Viral sepi Pasar Tanah Abang belakangan ini juga diamini para porter atau kuli angkut.


WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

6 hari lalu

Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung mendaftarkan informasi untuk seorang pasien di pintu masuk klinik demam Rumah Sakit Pusat Wuhan, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, 31 Desember 2022.  Surat kabar resmi Partai Komunis, People's Daily, menerbitkan artikel mengutip beberapa pakar Cina yang mengatakan penyakit yang disebabkan oleh virus itu relatif ringan bagi kebanyakan orang pada hari Selasa. REUTERS/Tingshu Wang
WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

Cina diminta oleh WHO membuka akses seluas-luasnya untuk menyelidiki keberadaan virus Corona.


Waspadai Gejala Covid-19 Varian Pirola, Jangan Anggap Flu Biasa

11 hari lalu

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Waspadai Gejala Covid-19 Varian Pirola, Jangan Anggap Flu Biasa

Covid-19 varian Pirola telah menyerang banyak orang dan pakar meminta mewaspadai gejalanya karena mirip flu sehingga perlu dipastikan dengan tes.


Hadapi Covid-19 Varian Pirola, Kemenkes Belum Wajibkan Pakai Masker

11 hari lalu

Ilustrasi wanita menggunakan masker dua lapis. Shutterstock
Hadapi Covid-19 Varian Pirola, Kemenkes Belum Wajibkan Pakai Masker

Kemenkes belum membuka opsi kembali wajib memakai masker di ruang publik menyusul munculnya COVID-19 varian Pirola di sejumlah negara.


Laporan WHO Sebut Ada 1.4 Juta Kasus Baru Positif Covid-19

21 hari lalu

Laporan WHO Sebut Ada 1.4 Juta Kasus Baru Positif Covid-19

WHO melaporkan ada lebih dari 1.4 juta kasus baru positif Covid-19 dan 1.800 kematian akibat virus corona dari 31 Juli 2023 - 27 Agustus 2023


Covid-19 Masih Mengintai, Kasus di New York Naik 55 Persen Akibat Varian Baru

45 hari lalu

Seorang staf membantu penumpang di Bandara Internasional John F. Kennedy selama penyebaran varian virus corona Omicron di Queens, New York City, AS, 26 Desember 2021. REUTERS/Jeenah Moon
Covid-19 Masih Mengintai, Kasus di New York Naik 55 Persen Akibat Varian Baru

Jumlah kasus Covid-19 di New York melesat akibat varian baru Eris.


Temuan COVID-19 Paling Bermutasi, Bukti Eksistensi Virus Corona saat Endemi.

54 hari lalu

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Temuan COVID-19 Paling Bermutasi, Bukti Eksistensi Virus Corona saat Endemi.

Laporan ilmuwan tentang temuan COVID-19 paling bermutasi di Indonesia merupakan bukti eksistensi virus corona di tengah endemi.


AS Tangguhkan Dana Federal untuk Lab Wuhan

20 Juli 2023

Petugas keamanan berjaga-jaga di luar Institut Virologi Wuhan selama kunjungan tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal-usul penyakit virus corona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei, Cina 3 Februari 2021. REUTERS/ Foto Thomas Peter/File
AS Tangguhkan Dana Federal untuk Lab Wuhan

Institut Virologi Wuhan (WIV) China dinilai gagal memberikan dokumentasi terkait kekhawatiran atas pelanggaran protokol keamanan hayati.


Alasan Pakar Sebut Istilah Pencabutan Pandemi Tidak Tepat

21 Juni 2023

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Alasan Pakar Sebut Istilah Pencabutan Pandemi Tidak Tepat

Pakar menyebut penggunaan istilah pencabutan pandemi COVID-19 di Indonesia tidak tepat. Ia pun menjelaskan alasannya.


Belum Ada Vaksin, Calon Haji Diminta Waspadai MERS-CoV

24 Mei 2023

Jamaah calon haji berusia lanjut kloter pertama embarkasi Aceh menerima obat dari petugas setelah pemeriksaan kesehatan di Asrama Haji Banda Aceh, Aceh, Selasa 23 Mei 2023. Pada musim haji 2023, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag mengangkat tema
Belum Ada Vaksin, Calon Haji Diminta Waspadai MERS-CoV

Jemaah calon haji Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci pada 2023 diminta untuk menerapkan PHBS dalam upaya menghindari MERS-CoV.