TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki bulan Ramadan, tentu masyarakat Indonesia tak akan melupakan kebiasaan pulang kampung atau mudik. Memang, tradisi tahunan ini sangat berguna untuk melepas rindu sekaligus ajang kumpul keluarga.
Sayangnya, seiring dengan mewabahnya virus corona di Indonesia, presiden Joko Widodo pun memberikan imbauan tegas untuk mencegah masyarakat mudik.
Baca Juga:
“Mudik semuanya akan kita larang,” katanya melalui siaran langsung lewat akun YouTube Setpres pada Selasa, 21 April 2020.
Adanya pernyataan tersebut tentu membuat masyarakat gundah. Meski begitu, bukan berarti tidak ada cara yang bisa dikerjakan untuk mengatasi rasa sedih itu. Psikolog klinis dari Universitas Indonesia, Anna Surti Ariani, pun membagikan tips.
Pertama, setiap keluarga yang terpisah oleh jarak bisa tetap berhubungan lewat sambungan telepon atau panggilan video. Bukan sekedar membicarakan hal-hal kasual saja, cara ini juga bisa dipakai untuk mengerjakan berbagai kegiatan bersama, termasuk salat bersama.
“Jadi, bisa direncanakan video conference bersama keluarga besar. Nanti, selain bincang-bincang untuk melepas rindu, bisa juga janjian salat bersama atau buka bersama misalnya,” jelasnya saat dihubungi lewat pesan singkat.
Saling berkirim barang sebagai bentuk perhatian dan hadiah juga dapat dilakukan. Misalnya, Ramadan tentu identik dengan pakaian baru sehingga ini bisa menjadi salah satu pilihan untuk diberikan kepada keluarga yang jauh.
“Bisa juga taplak, mukena, atau sekedar kartu ucapan,” ujarnya.
Terakhir dan tak kalah penting, memasak makanan khas daerah masing-masing dapat dikerjakan sebab selain rindu dengan keluarga, masyarakat tentu ingin menyantap makanan yang identik dengan kampung halaman.
“Memperhatikan diri dengan memasak atau membeli makanan, misalnya soto atau rawon bisa mengatasi rasa kangen dari masakan rumah,” tuturnya.