TEMPO.CO, Jakarta - Seluruh umat Muslim di dunia akan menjalankan ibadah puasa dalam waktu dekat. Menjalankan ibadah puasa mengharuskan umat Muslim untuk menahan nafsu makan dari matahari terbit hingga terbenam selama satu bulan lamanya.
Saat berbuka, makanan tentu menjadi hal yang sangat ditunggu. Meski begitu, Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan NAPZA dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta Endang Sri Wahyuningsih mengingatkan pentingnya memastikan makanan yang dikonsumsi memiliki nutrisi tinggi.
“Karena kalau makan asal-asalan dan seadanya saja, tubuh tidak akan kuat menjalani puasa seharian penuh. Supaya tidak batal, maka nutrisi harus tinggi,” katanya dalam telekonferensi Media Workshop Online bersama Nutrifood di Jakarta pada Rabu, 22 April 2020.
Tentu saat memasak sendiri, kita bisa memastikan makanan dengan gizi yang baik. Namun bagaimana jika kita membeli makanan lewat kurir pengantar? Endang mengatakan bahwa memeriksa isi dari makanan yang dipesan pun bisa menjadi acuan.
“Sebenarnya beberapa rumah makan sudah mencantumkan nilai gizi dari produk yang ditawarkan. Tapi kalau tidak ada, kita sebagai pelanggan harus memperhatikan apakah di dalam makanan itu sudah sehat dengan melihat tidak hanya karbohidrat dan lemak, tapi juga ada vitamin dari buah dan sayur,” ujarnya.
Adapun cara memasak bisa menjadi perhatian pembeli. Endang mengatakan bahwa mengolah makanan yang paling baik baik kesehatan dengan nilai gizi tinggi terdapat dalam jenis dipanggang atau dibakar. “Hindari di deep fried atau digoreng karena kandungan lemak jenuh serta kolesterol jahat (LDL) dalam minyak goreng dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti obesitas dan serangan jantung,” katanya.
