TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu menu makanan yang banyak tersedia untuk buka puasa adalah kurma. Memang, makanan ini sangat disarankan lantaran cepat mengembalikan kadar gula darah ke angka normal.
Namun, di pasaran kita sering menjumpai kurma dalam bentuk segar dan kering. Jika harus memilih salah satu untuk disajikan bagi keluarga di bulan Ramadan, manakah yang lebih baik? Untuk mengetahui hal tersebut, situs Boldsky pun memberi penjelasan.
Jika berbicara tentang kandungan nutrisi, baik kurma segar maupun kering sama-sama memiliki jumlah gizi yang sama, termasuk zat besi yang bisa mencegah anemia, vitamin A untuk mata, kalium untuk jantung, dan magnesium yang membantu melawan diabetes, tekanan darah, dan depresi.
Meski begitu, ada perbedaan mencolok dari segi kandungan fruktosa. Kurma segar memiliki lebih rendah kandungan fruktosa daripada kurma kering dan begitupun sebaliknya. Adapun, terlalu banyak fruktosa bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan berpotensi menyebabkan penyakit jantung.
Dari segi kalori, 100 gram kurma kering mengandung sekitar 280 kalori. Sedangkan dalam ukuran yang sama, kurma segar hanya mengandung 145 kalori. Adapun, kandungan serat pada kurma kering lebih tinggi daripada kurma segar. Berdasarkan berbagai penelitian, serat bisa membantu mengatasi sembelit dan berbagai masalah pencernaan.
Jadi, kesimpulannya? Baik kurma segar dan kering memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Itulah pentingnya untuk mengetahui kandungannya sebelum memilih yang terbaik. Misalnya, jika ingin menaikkan berat badan selama bulan puasa, maka kurma segar lebih disarankan.
Sedangkan bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan dan sedang mengalami masalah pencernaan selama puasa, maka kurma kering bisa dikonsumsi. Adapun, jumlahnya harus diperhatikan agar fruktosa tidak berlebihan dan menyebabkan masalah kesehatan.