TEMPO.CO, Jakarta - Makanan dalam kemasan atau pangan ultraproses adalah jenis pangan dengan penambahan gula, garam, lemak, perisa, dan penguat rasa. Ahli Gizi dr. Tan Shot Yen menjelaskan pangan ultraproses yang sangat marak dikonsumsi memang lebih disukai lidah. Adapun proses pengolahan industri pangan ini dibuat untuk menyerupai pula keaslian bahan alaminya.
“Beberapa contoh roti, sereal, pangan kemasan seperti cokelat, pasta, biskuit, permen, es krim, margarin, selai, yogurt dengan berbagai rasa,” ujar Tan.
Dia menyatakan ada beberapa masalah pangan ultraproses, antara lain pencetus obesitas, gangguan gizi pada anak tumbuh kembang, penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan sindrom metabolik.
Masalah lain yang diciptakan mudah didapat, praktis, ekonomis, dirancang untuk menciptakan kecanduan, dianggap penyokong pertumbuhan ekonomi dan industri. Selain itu, pangan jenis ini lebih banyak membidik kelompok masyarakat menengah ke bawah.
Secara umum, Tan menilai tidak ada masalah jika pangan ultraproses ini dikonsumsi. Namun, ia menegaskan pentingnya mengubah pola makan dari kebiasaan makan, ketergantungan pada makanan instan dengan makanan alami.
“Istilahnya, ini bukan antimakanan industri, tapi soal tepat guna. Silakan makan makanan kemasan, kalau kepepet, misal sedang kemping, naik gunung, kebanjiran. Jadi harus bedakan situasi kepepet dengan mau praktis saja,” ujarnya.
Dia menilai kebiasaan makan praktis adalah kebiasaan makan dagangan orang daripada mengutamakan “makanan orang”. Sebagai contoh dia memerinci, makanan orang antara lain yang mau dimakan ada dulu, jumlahnya lebih banyak dari yang makan, dimakan sebagai kebutuhan, memenuhi kebutuhan, tidak butuh pembelaan ahli karena sudah baik dari asal mulanya, tidak butuh daftar komposisi, dan memenuhi prinsip kodrat.
Sebaliknya, persepsi kebiasaan makanan “dagangan orang”, misalnya orang yang makan ada dulu, jumlahnya tergantung permintaan, dijual agar kecanduan, memenuhi prinsip ekonomi, butuh pembelaan dan penjelasan agar tampak efek sehat layak konsumsi, ada persyaratan label dan komposisi, serta sejalan dengan prinsip teknokrat, yaitu tepat, cepat, akurat, efisien, praktis, dan murah.