TEMPO.CO, Jakarta - Makanan cepat saji bisa membuat ketagihan. Makanan manis atau gurih dengan karbohidrat membantu pelepasan zat kimia bahagia atau disebut serotonin, yang juga memainkan peran penting dalam menghasilkan perasaan senang dan bahagia.
Umpan balik positif otak inilah alasan Anda kembali ke kebiasaan ke makanan cepat saji terus menerus padahal hanya kepuasan sementara yang didapat, walau memang sebagian tahu sisi buruk makanan ini untuk kesehatan. Namun, sebenarnya ada cara untuk setidaknya mengurangi konsumsi makanan tak sehat ini, termasuk saat Ramadan seperti sekarang. Berikut kiatnya seperti dilansir Medical Daily.
Berolahraga
Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2015, jalan cepat selama 15 menit menurunkan hasrat menyantap kudapan tidak sehat yang membuat kecanduan.
Tetap terhidrasi
Setiap kali menderita lapar dan ingin makanan cepat saji, minumlah air dan pastikan tetap terhidrasi dengan minum cukup air setiap hari. Jika saat ini sedang menjalani pola makan tertentu, minumlah air putih setiap kali lapar, bahkan setelah makan.
Buat rencana
Anda bisa menentukan hari curang atau waktu untuk memuaskan sebagian keinginan pada kudapan tak sehat. Ini bisa memudahkan mengikuti rencana diet sehat.
Hindari pemicu
Ketika orang stres, tertekan, dan kesepian, maka memicu ingatan yang terkait dengan makanan tertentu. Pemicu sensorik, baik itu bau atau visual, juga bisa membuat orang memanjakan mulut. Waspadai pemicu-pemicu ini, terutama selama pandemi COVID-19. Ketahuilah makanan tidak dapat menggantikan dan mengubah perasaan tidak bahagia.