TEMPO.CO, Jakarta - Kasus narkoba kembali menjerat figur publik Tanah Air. Kali ini datangnya dari pembawa acara dan peramal Roy Kiyoshi. Ia diamankan oleh pihak kepolisian pada Kamis, 7 Mei 2020, setelah terbukti menggunakan psikotropika jenis benzodiazepine.
Melansir dari situs Medical News Today, benzodiazepine atau benzo umumnya digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, termasuk kecemasan dan insomnia. Sayangnya, sedikit orang yang menyalahgunakannya bak narkoba.
Situs Drug Abuse mengatakan pemakaian yang tidak sesuai anjuran dokter bisa menyebabkan ketergantungan. Mengenal fakta-fakta terkait ketergantungan benzodiazepine pada tubuh, berikut tiga penjelasan di antaranya.
Ketergantung gampang, melepasnya susah
Para peneliti menemukan bahwa benzo memiliki kandungan kimiawi yang mudah membuat orang ketergantungan. Bahkan, dalam waktu yang singkat, yakni kurang dari enam bulan, penggunanya tidak akan bisa dilepas dan ditolerir lagi.
Begitu pula untuk melepas ketergantungan, para ahli mengatakan amat sulit, terlebih dengan berbagai gejala yang akan ditimbulkan, seperti panik, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan berkeringat. Tentu untuk mengatasinya diperlukan pemakaian kembali sehingga siklus penggunaannya akan terus berputar.
Dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan meningkatkan risiko Alzheimer
Para ahli telah melakukan penelitian antara penggunaan benzo dan defisiensi kognitif. Rupanya, ditemukan orang yang berusia 60 tahun ke atas memiliki risiko sangat tinggi untuk mengalami gangguan fungsi kognitif. Beberapa di antaranya bahkan mengalami demensia.
Selain masalah fungsi kognitif, pengguna benzo juga berisiko tinggi terjangkit Alzheimer. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang menunjukkan kemungkinan Alzheimer naik hingga 84 persen bagi mereka yang sudah mengkonsumsi benzo selama enam bulan atau lebih.
Kemungkinan kematian dini lebih tinggi
Benzodiazepine juga bisa membunuh para penggunanya. Hal ini sudah diuji dengan meneliti lebih dari 100.000 catatan medis para peserta. Adapun, para peneliti menemukan bahwa benzo dikaitkan dengan jumlah terbesar kematian dini di antara semua obat resep yang diuji.
Hasil penelitian menyatakan secara statistik peluang signifikan kematian dini terjadi dua kali lipat dengan resep benzo. Mengingat kekhawatiran serius seputar benzo, penting untuk mempertimbangkan dengan cermat semua kebutuhan kesehatan serta tujuan jangka pendek dan jangka panjang, dengan profesional perawatan berlisensi sebelum menggunakannya.