TEMPO.CO, Jakarta - Kasus yang menimpa Youtuber Ferdian Paleka menjadi pelajaran bagi semua agar lebih berhati-hati dalam membuat konten. Pada Jumat, 8 Mei 2020, Ferdian diamankan oleh pihak kepolisian usai kontroversi yang dilakukannya lewat akun Youtube.
Beberapa waktu lalu, Ferdian sempat membuat heboh masyarakat dengan video prank atau gurauan yang mengisahkan dirinya memberi sembako pada waria. Adapun, sembako tersebut bukan berisi barang pangan dan kebutuhan harian melainkan sampah dan bebatuan.
Menanggapi kasus tersebut, psikolog Reni Akbar Hawadi pun mengatakan banyak hal yang dapat dipetik dari kasus Ferdian. Pertama, setiap orang sebaiknya lebih waspada dalam membuat konten, salah satunya dengan mempertimbangkan etika.
“Kita lihat, apakah yang akan dilakukan itu sesuai dengan standar normal yang ada atau tidak. Jadi, yang dipikirkan pertama bukan viral, terkenal, dan banyak uang tapi etikanya,” ungkap Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu saat dihubungi Tempo.co pada Sabtu, 9 Mei 2020.
Reni juga mengimbau agar para pembuat konten menjunjung tinggi rasa hormat kepada diri sendiri, orang lain, dan agama.
“Pemberian sembako identik dengan agama. Jangan dipermainkan seperti itu, apalagi diberikan kepada orang yang membutuhkan. Budayakan self respect untuk respecting orang lain,” katanya.
Terakhir, diharapkan setiap orang bisa memiliki nilai pembelajaran bagi para penonton yang menyaksikan. “Kita bisa memikirkan ide apapun, tapi tolong masukkan sesuatu agar ada manfaat bagi masyarakat. Entah prank atau acara apapun, diharapkan ada sisi edukasinya juga,” tuturnya.