Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya COVID-19 buat Penderita Hipertensi, Jaga Tekanan Darah

Reporter

image-gnews
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Hipertensi Dunia diperingati setiap 17 Mei. Masyarakat pun diimbau menjaga tekanan darah dan mencegah komplikasi sebagai kunci selamat di masa pandemi virus corona.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu penyakit penyerta alias komorbiditas berbahaya bagi pasien Covid-19. Berdasarkan pedoman American Heart Association (AHA), orang dengan tekanan darah tinggi menghadapi risiko komplikasi lebih parah jika terinfeksi Covid-19.

Menurut data temuan pasien Covid-19 yang meninggal di Indonesia juga menunjukkan paling banyak mengidap hipertensi dengan komorbiditas penyakit kronis lain, seperti jantung, ginjal, diabetes, hingga stroke.

Namun, sampai saat ini kepedulian terhadap hipertensi dan kesadaran akan pencegahan sekaligus pengobatannya di Indonesia masih rendah. Sebagian besar tidak menyadari telah menderita hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.

Riskesdas 2018 mencatat sebanyak 63 juta orang atau sebesar 34,1 persen populasi penduduk di Indonesia menderita hipertensi. Dari populasi hipertensi tersebut, hanya 8,8 persen terdiagnosis dan 54,4 persen yang terdiagnosis rutin minum obat.

Presiden Indonesian Society of Hypertension (InaSH) atau Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi (Perhi) Tunggul D. Situmorang megatakan hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang mengakibatkan meningkatnya angka sakit dan kematian serta beban biaya kesehatan.

"Hipertensi tidak bergejala seperti silent killer dan merusak organ-organ penting, antara lain otak, jantung, ginjal, pembuluh darah besar sampai ke pembuluh darah kecil," ujar Tunggul.

Pada pertemuan tahunan ke-13 pada Februari 2020, Perhi meluncurkan Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi yang menggarisbawahi diagnosis hipertensi sangat ditentukan oleh man, material, method (3M), yaitu dokter dan pasien, alat pengukur, dan pengukurannya, termasuk persiapan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemeriksaan tekanan darah di rumah (PTDR) diyakini berperan penting untuk deteksi, diagnosis, dan evaluasi terapi yang efektif serta bermanfaat memberikan gambaran variabilitas tekanan darah. Menurutnya, terdapat kasus khusus, yaitu pada pasien yang diagnosis hipertensinya meragukan, seperti prahipertensi atau border-line hypertension, white-coat hypertension alias tekanan darah tinggi bila diukur di klinik, atau masked hypertension alias tekanan darah justru tinggi bila di luar klinik atau di rumah.

Data penelitian Perhi 2017 menunjukkan bahwa 63 persen pasien yang sedang diobati hipertensi itu tidak terkontrol. Hal ini menunjukkan sebagian besar pasien hipertensi tidak terobati secara optimal karena berbagai faktor.

PTDR juga dapat meningkatkan tingkat kepatuhan pasien. Banyak penelitian yang menunjukkan PTDR mempunyai nilai prognostik lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan tekanan darah di klinik.

Data survei Perhi menunjukkan 95 persen dokter sudah menganjurkan PTDR, namun tidak ada keseragaman dalam metode pengukuran maupun frekuensi pengukuran tekanan darah. Dalam Buku Pedoman PTDR dijelaskan lebih rinci tentang PTDR untuk diagnosis hipertensi, cara menggunakan PTDR untuk pasien, frekuensi pemantauan, dan target pengendalian tekanan darah.

Terkait dengan pasien-pasien hipertensi yang terinfeksi virus corona, terdapat isu bahwa ada obat antihipertensi golongan tertentu yang dianggap dapat memperburuk keadaan. Meski begitu, hal tersebut tidak mempunyai bukti-bukti yang cukup sehingga tetap harus diberikan.

“Dalam masa pandemi Covid-19, kami mengimbau masyarakat agar lebih peduli secara teratur melakukan PTDR dan apabila pada pasien hipertensi muncul gejala awal Covid-19 seperti meningkatnya suhu tubuh, sesak napas, batuk kering, segera berkonsultasi kepada dokter,” tegas Tunggul.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pernah Terinfeksi Covid-19? Peneliti Ingatkan Risiko Lebih Besar Alami Penyakit Jantung dan Stroke

3 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Pernah Terinfeksi Covid-19? Peneliti Ingatkan Risiko Lebih Besar Alami Penyakit Jantung dan Stroke

Penelitian mengungkapkan orang yang pernah terinfeksi Covid-19 lebih berisiko mengalami penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.


Cerita Luhut Kenal dengan Menpan RB Anas, dari Koordinasikan Daerah Tangani Covid-19 hingga Benahi E-Katalog

3 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Forum Kinerja Reformasi Indonesia sekaligus Peluncuran Buku Menteri PANRB
Cerita Luhut Kenal dengan Menpan RB Anas, dari Koordinasikan Daerah Tangani Covid-19 hingga Benahi E-Katalog

Menko Luhut Pandjaitan menceritakan bagaimana awalnya mengenal sosok Menpan RB Abdullah Azwar Anas.


Perjalanan Karier Kim Jae Joong, Bakal Konser di Indonesia Setelah Ditunda Karena Covid-19

4 hari lalu

Kim Jaejoong. (Soompi)
Perjalanan Karier Kim Jae Joong, Bakal Konser di Indonesia Setelah Ditunda Karena Covid-19

Kim Jae Joong bakal sapa penggemar di Jakarta dalam konser anniversary debut ke-20 tahun pada Sabtu, 19 Oktober 2024


Perhatikan Posisi Tangan saat Cek Tekanan Darah, Jangan Sampai Hasilnya Keliru

5 hari lalu

Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Perhatikan Posisi Tangan saat Cek Tekanan Darah, Jangan Sampai Hasilnya Keliru

Meletakkan lengan di pangkuan atau membiarkannya menggantung tanpa penyangga di samping mempengaruhi pembacaan tekanan darah.


Trik Batasi Asupan Garam agar Terhindar dari Hipertensi

10 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Trik Batasi Asupan Garam agar Terhindar dari Hipertensi

Asupan garam yang berlebihan merupakan salah satu pemicu utama hipertensi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.


KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi APD di Kemenkes, 2 Tersangka Ditahan Hari Ini

11 hari lalu

Mantan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Budi Sylvana (kanan) memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan, di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2024. Budi Sylvana diperiksa sebagai tersangka dan belum menjalani penahanan terkait penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 mencapai Rp3,03 triliun di Kementerian Kesehatan tahun anggaran 2020-2022. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi APD di Kemenkes, 2 Tersangka Ditahan Hari Ini

KPK menahan dua dari tiga tersangka korupsi APD di masa pandemi Covid-19. Audit BPKP menyebut ada kerugian negara sebesar Rp 319 miliar.


Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

11 hari lalu

Park Ji Ah. Dok. Billions
Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

Aktris Korea Selatan, Park Ji Ah, meninggal pada usia 52 tahun akibat infark serebral atau yang lebih dikenal sebagai stroke iskemik.


Cerita Edy Rahmayadi Baru Jadi Gubernur Sumut Ditagih Bayar Utang Rp 1,7 Triliun

12 hari lalu

Pasangan bakal calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (tengah) berjalan menuju ruangan pemeriksaan kesehatan di RSUD Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, Jumat, 30 Agustus 2024. Edy-Hasan melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai syarat maju pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2024. ANTARA/Yudi Manar
Cerita Edy Rahmayadi Baru Jadi Gubernur Sumut Ditagih Bayar Utang Rp 1,7 Triliun

Edy Rahmayadi berkisah soal utang Rp 2,7 triliun yang harus dibayar Pemprov Sumut saat ia baru menjabat pada 2018 silam.


KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Ahmad Taufik dalam Dugaan Korupsi Alat Pelindung Diri Covid-19

14 hari lalu

Juru bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, memberikan keterangan pers, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 24 September 2024. Tessa mengatakan, pada rapim KPK sudah diambil keputusan laporan klarifikasi yang dibuat oleh Kaesang. Namun, saat ini hasilnya belum bisa diumumkan karena masih ada proses administrasi yang harus dilengkapi. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Ahmad Taufik dalam Dugaan Korupsi Alat Pelindung Diri Covid-19

Ahmad Taufik menjadi salah satu tersangka dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri Covid-19 di Kementerian Kesehatan.


Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

21 hari lalu

Ilustrasi puskesmas. dok.TEMPO
Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

Kemenkes akan mengembangkan layanan EKG di puskesmas pada 2025 sebagai upaya memfasilitasi skrining penanganan penyakit jantung.