Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Sebut 3 Tahap Kondisi Perilaku Hadapi Pandemi COVID-19

Reporter

image-gnews
Ilustrasi kuliah di rumah di Jakarta, Jumat 24 April 2020. TEMPO/Subekti.
Ilustrasi kuliah di rumah di Jakarta, Jumat 24 April 2020. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Secara global, pandemi COVID-19 sudah berlangsung selama beberapa bulan. Pemerintah Indonesia pun telah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengendalikan meluasnya wabah.

Dampaknya, ruang gerak masyarakat terbatas, sebagian kantor dan sekolah ditutup, bahkan tempat ibadah juga ditutup. Selain itu, transportasi umum dibatasi, sampai adanya pelarangan mudik.

Kebijakan PSBB telah mengubah kehidupan sehari-hari masyarakat karena semua kegiatan yang tadinya dilakukan di luar menjadi di rumah saja. Dalam kondisi ini, setiap masyarakat diharapkan dapat beradaptasi dengan situasi baru ini, meskipun secara psikologis tidak mudah.

Leonardi Goenawan, spesialis kedokteran jiwa RS Pondok Indah mengatakan setiap orang akan berada dalam strata atau tahap psikologis yang berbeda-beda, bergantung pada ketahanan terhadap stres, latar belakang kesehatan mental, serta dampak disrupsi pandemi terhadap sosial ekonomi.

“Pada umumnya, Anda mengalami tiga tahap kondisi perilaku, yaitu tahap disrupsi, kebingungan, dan ketidakpastian, yang berujung pada tahap penerimaan,” ujarnya.

Tahap disrupsi
Pada tahap ini, seseorang akan mengalami perubahan pola hidup, perubahan rutinitas sehari-hari, hilangnya kebebasan karena harus hidup dalam karantina atau di rumah saja dan tidak bepergian. Berbagai informasi yang beredar membuat hidup semakin mencekam.

Tidak sedikit yang mengalami kecemasan tinggi karena khawatir tertular, sulit konsentrasi, yang kemudian diikuti oleh perubahan pola makan dan pola tidur. Penyakit kronis yang sudah lama dialami mulai kembali tidak stabil, termasuk gangguan-gangguan mental yang sebelumnya pernah dialami.

Tahap kebingungan dan ketidakpastian
Pada tahap ini seseorang akan merasa kelelahan secara mental karena merasa tidak adanya kepastian, kehilangan kendali, dan terhentinya sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kualitas hidup dengan sendirinya menurun, berbagai hal yang biasa dengan mudah terpenuhi saat ini menjadi mustahil. Di samping daya beli yang menurun drastis, ketersediaan barang juga menjadi langka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Semua rencana yang sebelumnya terasa sangat mudah dan bisa digapai dalam waktu yang terukur, kini hanya menjadi angan-angan belaka. Kehidupan berjalan lambat, penuh kejenuhan, dan kekhawatiran. Situasi kecemasan ini dapat meningkatkan konsumsi rokok, alkohol, dan penyalahgunaan obat yang mungkin pada awalnya dimaksudkan untuk meringankan beban pikiran.

Tahap penerimaan (dengan standar normal yang baru)
Pada saat seseorang telah berhasil melampaui tahap sebelumnya, maka timbul sikap penerimaan tanpa syarat terhadap kondisi yang ada, dengan diikuti oleh berbagai perubahan dalam pola hidup dan kebiasaan. Kemampuan adaptasi seseorang membuatnya mampu untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru dan memandang kehidupan dengan cara yang lebih realistis terhadap situasi yang sebelumnya dianggap sebagai disrupsi pada semua aspek kehidupan.

“Setelah melewati tahap penerimaan dalam menghadapi pandemi, maka Anda mulai terbiasa dengan kondisi the new normal. Pada tahap ini diharapkan sepenuhnya tidak lagi merasa terganggu, bahkan sudah mulai nyaman dengan semua perubahan yang berhubungan dengan adanya pandemi,” terangnya.

Dalam kondisi ini, seseorang akan mulai kembali produktif dan menyenangkan untuk dijalani. Agar tenang menerima keadaan sebagai new normal, berikut beberapa hal utama yang harus dilakukan.

-Menjaga kesehatan fisik dan mental seoptimal mungkin.
-Sikap menerima tanpa syarat dan realistis.
-Memelihara optimisme dan menyadari sepenuhnya bahwa hidup itu dinamis.
-Jangan pernah berhenti untuk belajar sesuatu yang baru.
-Melihat ke belakang hanya sebagai referensi dan belajar dari kesalahan di masa lalu.
-Fokus pada progress bukan pada kesempurnaan
-Langkah kecil selalu lebih baik dari tidak melangkah.
-Kesehatan jiwa pada masa pandemi Covid-19 perlu diperhatikan. Apabila tidak, dapat berdampak pada memburuknya relasi dengan sesama dan kesehatan fisik.

Apabila memerlukan pertolongan dari tenaga profesional untuk menjalani masa pandemi ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa atau psikolog.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

20 jam lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

3 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

6 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

6 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

7 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

10 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.