Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seberapa Besar Risiko Penyebaran Corona saat Orang Berbicara?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi ibu berbicara dengan putrinya. feminiya.com
Ilustrasi ibu berbicara dengan putrinya. feminiya.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona baru atau SARS CoV-2 menyebar terutama melalui tetesan air atau droplet dari orang yang terinfeksi ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara. Ketimbang batuk dan bersin yang jelas menunjukkan seseorang sedang sakit, sekedar berbicara tampaknya tidak terlalu mencurigakan. Namun, secara sederhana berbicara bisa menyebarkan virus.

Dalam New England Journal of Medicine, peneliti dari National Institutes of Health dan Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania menulis, berbicara menghasilkan tetesan air atau droplet yang bervariasi dalam ukuran. Droplet yang lebih besar menimbulkan risiko lebih kecil, karena jatuh dengan cepat ke tanah. Sementara droplet yang lebih kecil dapat mengalami dehidrasi dan bertahan di udara seperti aerosol. "(Droplet kecil) ini memperluas jangkauan spasial partikel menular yang dipancarkan," kata para penulis seperti dilansir Health, Selasa 26 Mei 2020.

Hanya saja, penelitian tidak secara khusus melacak tetesan yang terinfeksi COVID-19 dan seberapa jauh tetesan saat berbicara bergerak. Namun, penelitian menunjukkan banyak droplet dihasilkan melalui berbicara.

Matthew Meselson, seorang ahli genetika dan biologi molekuler di Universitas Harvard mengatakan, temuan ini menunjukkan pentingnya memakai masker setiap kali diperkirakan orang yang terinfeksi mungkin berada di dekat Anda. Aturan jarak sosial sejauh enam kaki atau dua meter juga melindungi terhadap tetesan yang keluar dari berbicara.

Lalu, bagaimana dengan berbicara dengan keras, apakah meningkatkan penyebaran COVID-19?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) secara khusus menyebut suara keras sebagai kemungkinan vektor untuk COVID-19. Tapi ini bukan pertama kalinya berbicara dengan suara keras dihubungkan dengan lebih mudahnya penyebaran tetesan. Penelitian dari Prosiding National Academy of Sciences of the United States of America menemukan, ucapan keras bisa memancarkan ribuan tetesan cairan oral per detik.

Laporan yang diterbitkan 13 Mei 2020 itu mengkonfirmasi total volume jumlah tetesan meningkat melalui suara yang keras saat berbicara. Peneliti juga menemukan, tetesan itu sangat kecil sehingga bisa bertahan di udara hingga 14 menit.

Kombinasi emisi tetesan kecil dan kemampuannya untuk tetap tersuspensi di udara dalam ruang tertutup selama waktu tertentu dapat menjelaskan bagaimana COVID-19 bisa dengan cepat menyebar di ruangan yang orang di dalamnya tidak menunjukkan gejala atau hanya gejala yang sangat ringan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

15 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

20 hari lalu

Hari Autis Internasional Seorang anak penderita autisme merangkai manik-manik untuk di jadikan gelang pada kampanye kegiatan Hari Peduli Autis Internasional di Anjungan Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, 2 April 2017. ANTARA
6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut autisme merupakan gangguan perkembangan saraf.


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

48 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

17 Februari 2024

Banyak cara dilakukan orang untuk meringankan radang tenggorokan, seperti berkumur dengan larutan air garam, atau mengonsumsi permen pelega tenggorokan. Namun, langkah itu hanya melegakkan tenggorokan.
Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

Seperti COVID 19, radang tenggorokan bisa menular melalui droplet.


Perempuan di Amerika Serikat Sadar setelah 5 Tahun Koma

7 Februari 2024

Ilustrasi pasien koma. shutterstock.com
Perempuan di Amerika Serikat Sadar setelah 5 Tahun Koma

Jennifer Flewellen sadar setelah koma selama 5 tahun akibat kecelakaan.


Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Orang-orang yang memakai masker berpergian sebelum pemberlakuan lockdown di Singapura, 14 Mei 2021. Singapura kembali menerapkan lockdown setelah ditemukan 24 kasus Covid-19 penularan lokal untuk hari kedua berturut-turut, jumlah harian tertinggi sejak September tahun lalu. REUTERS/Caroline Chia
Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.


Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

7 Desember 2023

Dokter kontrak medis pemerintah berpartisipasi dalam aksi mogok kerja di Rumah Sakit Kuala Lumpur di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Kuala Lumpur, Malaysia, 26 Juli 2021. [REUTERS/Lim Huey Teng]
Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

Malaysia mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, Covid-19 di Malaysia naik hingga 57 persen.


Waspada, Penularan Cacar Monyet Bisa Terjadi Lewat Droplet Hingga Kontak Erat Aktivitas Seksual

26 Oktober 2023

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Waspada, Penularan Cacar Monyet Bisa Terjadi Lewat Droplet Hingga Kontak Erat Aktivitas Seksual

Aktivitas seksual disebut bisa berperan dalam penularan cacar monyet.


Kasus Monkeypox di Jakarta Bertambah Jadi 13, Penularan Tertinggi Lewat Kontak Seksual

25 Oktober 2023

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Kasus Monkeypox di Jakarta Bertambah Jadi 13, Penularan Tertinggi Lewat Kontak Seksual

Kemenkes menyatakan positivity rate PCR kasus Monkeypox atau cacar monyet sejauh ini mencapai 52 persen.


Kata Ahli Epidemiologi UI Soal Potensi Penyebaran Cacar Monyet, Bisa Jadi Pandemi?

25 Oktober 2023

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Kata Ahli Epidemiologi UI Soal Potensi Penyebaran Cacar Monyet, Bisa Jadi Pandemi?

Kasus cacar monyet di Indonesia diprediksi hanya berpotensi menjadi epidemi lokal.