Tapi ada yang membedakan hari itu. Jika saya terlihat biasa dan suami kelelahan dan terengah-tengah. “Lebay amat sih,” pikir saya waktu itu. Ia berhenti di bengkel motor langganannya yang juga tetangga kompleks. Sepeda motor ditaruhnya di bengkel itu dan ia meminjam sepeda motor tetangga untuk kami pulang.
Tinggal sejam lagi waktu berbuka, suami meminta air putih untuk membatalkan. Saya lihat tangan kanannya memegang dada kiri. Wajahnya menyeringai kesakitan. Keringat dingin mengucur keras hingga kaosnya basah. “Aku istirahat dulu,” ujarnya sambil mulai merebahkan tubuhnya.
Saat itulah intuisi saya bekerja. Ini serangan jantung. Bayangan apa yang dialami para pesohor seperti Ashraf Sinclair, Adjie Massaid, dan Didi Kempot langsung bermunculan di kepala. Lalu teringat kakak sulung saya juga meninggal karena serangan jantung, tujuh tahun lalu. Saya berteriak, “Jangan. Itu serangan jantung,”
Segera saya bonceng suami saya ke klinik terdekat atas permintaannya. Celaka. Dokter di klinik lagi pergi mencari makanan berbuka. Kami menunggu 20 menit hingga kesabaran saya habis. Begitu tiba, dia masih ragu apakah ini serangan jantung atau gerd. Lantaran gerd itu penyakit yang sudah saya akrabi bertahun-tahun, diagnosa itu saya sangkal.
“Saya beri obat gerd, kalau enggak ada reaksi berarti serangan jantung. Jadi harus dibawa ke rumah sakit karena di sini tidak ada alat EKG,” kata dokter perempuan itu.
“Berapa lama saya harus menunggu reaksi? Berapa jam? Berapa hari,” berondong saya ke dokter itu. “Ya segera Bu, secepatnya.” “Kalau gitu sekarang saja, Dok, buang waktu keburu suami saya tidak tertangani dan nyawanya hilang,” jawab saya.
Setelah memberikan surat rujukan, saya kembali membonceng suami ke Rumah Sakit Permata Pamulang. Sesampai di Instalasi Gawat Darurat, saya langsung bilang ke dokter, “Sepertinya suami saya terkena serangan jantung.” Mereka segera menangani suami dan saya diminta mengurus administrasi.
“Benar Bu, suami Ibu terkena serangan jantung. Kami sedang berkonsultasi dengan dokter jantung.” Jawaban itu, kendati sudah terbayang, tetap membuat saya lemas dan menangis. Akankan saya kehilangan dia hari ini?
Dari konsultasi dokter jaga IGD melalui telepon dengan dokter jantung itu, diputuskan suami harus dipasang ring segera dan harus dirujuk ke rumah sakit khusus jantung. Ada tiga yang direkomendasikan, yakni RS Awal Bros di Kota Tangerang, RS Jantung Diagram di Cinere, dan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. Nama terakhir yang merespons dengan cepat dan meminta pasien harus dibawa segera untuk dilakukan tindakan.
Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Satu hal yang saya syukuri, bisa berpikir dan bertindak cepat sehingga suami langsung mendapatkan pertolongan pertama. “Alhamdulillah Bapak datang masih kondisi sadar,” ujar perawat pria sambil memasang kateter di saluran kencing suami.