TEMPO.CO, Jakarta - Isu rasisme masih banyak diperbincangkan publik. Hal ini berawal dari kasus kekerasan yang dialami seorang kulit hitam di Amerika Serikat, George Floyd. Ia meninggal pada 25 Mei 2020 karena kehabisan nafas, setelah salah seorang polisi kulit putih menduduki lehernya. Kasus itu membuat banyak orang geram. Berbagai gerakan untuk menolak rasisme di seluruh dunia pun bermunculan. Unjuk rasa dalam gerakan itu tidak sedikit pula yang diikuti dengan berbagai kerusuhan.
Menanggapi isu rasisme tersebut, presenter Daniel Mananta pun angkat bicara dengan membagikan solusi. Pria berusia 38 tahun ini mengingatkan pentingnya menerapkan dua dari lima prinsip dasar Pancasila yakni kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia di negeri zamrud Khatuliswa ini. “Saya mengajak (masyarakat) mengevaluasi diri, apakah kita sudah melihat semua manusia secara sama dan memperlakukan semuanya dengan adil?,” katanya dalam unggahan video selama 10 menit di IGTV pribadinya @vjdaniel pada Jumat, 5 Juni 2020.
Faktanya, kata Daniel, memperlakukan orang sama dan adil itu sulit dilakukan. Ia pun mengaku kesulitan menerapkan nilai itu. “Kalau boleh jujur, saya sendiri kadang secara tanpa sadar mempunyai pemikiran stereotip yang menilai atau menghakimi karena sering secara spontan muncul di kepala setelah melihat sesuatu,” katanya.
Meski begitu, hal yang dilakukan itu akan lebih efektif jika seseorang menanyakan suatu pertanyaan sebelum bereaksi, yaitu seandainya orang itu adalah anak kita sendiri, perlakuan seperti apa yang Anda mau dari orang lain kepadanya. “Kalau yang belum punya anak, (ubah peran anak menjadi) orang yang kita sayang bisa orang tua atau saudara. Gimana perlakuan yang Anda mau dia rasakan?,” katanya.
Dengan menerapkan hal tersebut, setiap orang tentu akan lebih mudah menghargai sesamanya. “Sudah saatnya kita memperlakukan orang di sekitar kita lebih adil tanpa melihat strata sosial karena ini bisa dicontoh oleh anak dan generasi selanjutnya,” katanya.
Daniel mengingatkan agar masyarakat jangan sampai kebiasaan kurang layak yang ditinggalkan oleh generasi sebelumnya, dilanjutkan oleh generasi selanjutnya hanya karena kita merasa nyaman atas ketidakadilan ini lalu kita tutup sebelah mata. "Perlakukan orang lain seperti bagaimana anak Anda ingin diperlakukan,” katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA