Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Ajarkan Anak Karakter Tangguh saat New Normal

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi anak minum susu (Pixabay.com)
Ilustrasi anak minum susu (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan menanamkan karakter tangguh pada anak sangat penting untuk melewati masa-masa new normal di tengah perjuangan melawan pandemi virus corona baru (COVID-19). "Dengan mengembangkan karakter tersebut sejak dini, anak akan mulai terbiasa untuk lebih cepat beradaptasi dalam menghadapi tantangan. Mereka juga bisa belajar memberikan rasa empatinya serta memiliki mental yang kuat untuk senantiasa bangkit dari situasi yang tidak menguntungkan," kata Vera dalam keterangan pers di Jakarta pada Rabu 10 Juni 2020.

Menurut Vera, karakter tangguh atau resilient bisa meningkatkan kemampuan sang anak untuk lebih memahami orang lain. "Hal itu juga membuatnya tergerak untuk melakukan sesuatu hal positif yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain," kata psikolog lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tersebut.

Vera mengatakan di masa yang penuh dengan ketidakpastian saat ini dapat menimbulkan rasa kecemasan berlebih bagi setiap orang, termasuk anak-anak. Oleh sebab itu orang tua harus benar-benar menguatkan anak agar bisa beradaptasi dengan lingkungan. "Penting bagi orang tua untuk mengembangkan kekuatan di dalam diri anak agar bisa beradaptasi dalam menghadapi beragam tantangan kehidupan. Terlebih seperti situasi yang dialami pada masa pandemi ini," kata Vera.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Senada dengan itu, produk biskuit Biskuat menghadirkan kampanye #BisaKuat untuk mengajak anak-anak Indonesia berbagi semangat kekuatan baik kepada seluruh masyarakat untuk bersama menghadapi pandemi COVID-19. Dengan hadirnya kampanye ini diharapkan anak-anak mampu berbagi semangat kepada orang lain dalam menghadapi beragam tantangan kehidupan, "Menanamkan karakter yang tangguh atau resilien yang diantaranya dengan menguatkan orang lain. Ini sekaligus menginspirasi orang tua bahwa anak-anak pun dapat menjadi agent of change serta mampu menghadapi berbagai situasi yang sulit," kata Maggie Effendy, Head of Biscuit Mondelez Indonesia.

Untuk berpartisipasi dalam kampanye, anak-anak bisa mengunduh template yang ada pada link bit.ly/BisaKuat. Selanjutnya mereka dapat menuliskan pesan #BisaKuat yang akan ditujukan kepada pahlawan keluarga yang masih bekerja di luar, kemudian membagikan pesan tersebut melalui Instagram dengan tagar #BisaKuat dan tag @biskuatindonesia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Orang Tua Tak Boleh Abaikan Waktu Bermain Remaja

11 jam lalu

Ilustrasi remaja (pixabay.com)
Alasan Orang Tua Tak Boleh Abaikan Waktu Bermain Remaja

Waktu bermain bukan saat anak memegang gawai melainkan berinteraksi dengan teman-teman sebaya dan hal ini harus jadi perhatian orang tua.


Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

12 jam lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.


Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

1 hari lalu

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

Pengaruh media sosial merupakan pemicu remaja rentan terpengaruh hal buruk, selain karena korban pola asuh yang kurang maksimal.


Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

1 hari lalu

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

Psikolog mengatakan persiapan pernikahan dan berkeluarga sebaiknya sudah dipikirkan sejak remaja, ini alasannya.


Tubuh yang Tetap Aktif Bantu Cegah Keinginan Bunuh Diri

3 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Tubuh yang Tetap Aktif Bantu Cegah Keinginan Bunuh Diri

Psikolog mengatakan menjaga tubuh tetap aktif dan terkena sinar matahari bisa menjadi pertolongan pertama mencegah pikiran bunuh diri.


Ridwan Kamil Mau Buat Program Mobil Curhat, Psikolog Minta Maksimalkan Layanan Puskesmas

9 hari lalu

Mobil anti galau atau mobil curhat dari Kemensos untuk cegah narkoba dan seks bebas. yokeepo.com
Ridwan Kamil Mau Buat Program Mobil Curhat, Psikolog Minta Maksimalkan Layanan Puskesmas

Sejumlah psikolog belum bisa melihat program mobil curhat ala Ridwan Kamil bisa membantu mengatasi permasalahan kesehatan mental.


Saran Psikolog agar Anak Aman Gunakan Gawai

15 hari lalu

Ilustrasi anak main ponsel pintar. (Shutterstock.com)
Saran Psikolog agar Anak Aman Gunakan Gawai

Psikolog menyarankan orang tua memakai aplikasi yang aman untuk mengontrol penggunaan gawai pada anak.


Cegah Pernikahan Dini, Orang Tua Bisa Mulai Ajarkan Tanggung Jawab dan Komitmen

17 hari lalu

Ilustrasi pesta pernikahan. Pexel/Kha Ruxury
Cegah Pernikahan Dini, Orang Tua Bisa Mulai Ajarkan Tanggung Jawab dan Komitmen

Simak peran penting keluarga dalam mencegah pernikahan dini.


Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

18 hari lalu

Konsultasi Psikolog. shutterstock.com
Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

Ketahui tanda-tanda harus ke psikolog. Apabila mengalami hal sulit, sebaiknya jangan dipendam dan segera mencari bantuan ke psikolog.


Lebih dari 16.400 Anak Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober

24 hari lalu

Seorang bayi Palestina yang kekurangan gizi menerima perawatan di rumah sakit lapangan Korps Medis Internasional, di tengah konflik Israel-Hamas, di Deir Al-Balah di selatan Jalur Gaza, 22 Juni 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Lebih dari 16.400 Anak Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober

Setidaknya 115 bayi Palestina turut menjadi korban tewas, kata kantor media pemerintah Gaza