TEMPO.CO, Jakarta - Seiring dengan masa transisi menuju era new normal, perilaku berbelanja masyarakat Indonesia ternyata ikut bergeser ke arah pembayaran non tunai dengan menggunakan kartu atau aplikasi mobile. Hal ini sejalan dengan temuan yang didapatkan dari hasil survei Visa yang melibatkan konsumen dari 40 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Berdasarkan survei tersebut, 62 persen responden Indonesia mulai membentuk kebiasaan non tunai. Riko Abdurrahman, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, mengatakan survei ini mendukung perubahan ekosistem keuangan di Indonesia sehingga masyarakat lebih beradaptasi dan menyambut realita baru. “Survei tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat akan tetap konsisten menggunakan pembayaran elektronik untuk aktivitas keseharian meskipun masa darurat Covid-19 berakhir,” ujarnya, dalam rilis yang diterima Bisnis, Rabu 10 Juni 2020.
Kebiasaan untuk berbelanja secara non tunai ini juga sejalan dengan hasil survei yang menyebutkan bahwa 56 persen konsumen Indonesia kemungkinan besar akan meningkatkan belanja online. Belanja elektronik dianggap memberikan pengalaman yang lebih positif dibandingkan dengan belanja tatap muka karena dapat meminimalisir kontak langsung dengan orang lain, proses pembayaran pun dilakukan secara non tunai sehingga dapat mencegah penularan virus corona. “Tantangan saat ini makin mempercepat adopsi teknologi digital termasuk di ranah pembayaran. Percepatan digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan ini sepertinya akan menjadi sebuah fondasi the new normal,” katanya.
Visa sendiri siap membantu pelaku usaha kecil dan menengah untuk beralih ke e-commerce dan membantu menyediakan solusi pembayaran bagi klien dan konsumen di Indonesia melalui instrumen non tunai. “Kami akan terus memanfaatkan data dan jaringan global kami untuk memberikan pengalaman pembayaran yang positif bagi konsumen, sehingga siapapun dapat melakukan transaksi pembayaran, kapanpun, di manapun,” kata Riko.
BISNIS