TEMPO.CO, Jakarta - Pengidap HIV/AIDS memiliki peluang kematian hampir tiga kali lebih besar jika terinfeksi virus Corona (Covid-19). Sebuah analis dari data di Afrika Selatan menunjukkan penderita HIV memiliki kemungkinan 2,75 kali lebih besar untuk meninggal jika terjangkiti virus Corona ketimbang pasien tanpa penyakit penyerta (komorbiditas). Peluang ini dimiliki terlepas dari apakah mereka mengkonsumsi obat anti-AIDS.
Temuan itu diperoleh oleh Departemen Kesehatan di Western Cape, Afrika Selatan, yang bertugas mengawasi layanan-layanan medis di provinsi itu. Western Cape mencatat sekitar dua pertiga dari total hampir 53.000 kasus infeksi corona di Afrika Selatan.
Dalam melakukan penelitiannya, pihak departemen kesehatan mencermati hampir 13 ribu kasus Covid-19, termasuk 435 kematian, yang disebutnya sebagai analisis pertama dari interaksi antara HIV dan Covid-19. “Namun, dampak HIV terhadap kematian tidak sebesar perkiraan dan lebih kecil daripada dampak penyakit penyerta lain seperti diabetes, meskipun lebih tinggi dari tuberkulosis,” ungkap Depkes Western Cape dalam suatu presentasi.
Rasio untuk pasien Covid-19 dengan TB aktif adalah 2,58 kali, sementara seseorang yang telah pulih dari tuberkulosis (TB), penyakit yang memengaruhi paru-paru dalam jangka panjang, memiliki rasio 1,41.
Di samping itu, pasien Covid-19 dengan diabetes yang tidak terkontrol memiliki kemungkinan meninggal 13 kali lebih besar, sedangkan pasien dengan diabetes yang terkontrol baik memiliki risiko 4,65.
Direktur Pusat Epidemiologi dan Riset Penyakit Menular di University of Cape Town Mary Ann-Davies mengungkapkan dampak HIV dan TB diperkirakan sangat besar. “Kami telah dapat mengukur dampak HIV dan TB, yang hingga kini belum kami ketahui dan kami mungkin perkirakan efeknya benar-benar sangat besar,” kata Ann-Davies, yang berbicara atas nama pihak Depkes melalui webinar yang diselenggarakan oleh Pusat Jurnalisme Kesehatan Bhekisisa.
Tingginya prevalensi HIV dan TB di Afrika Selatan dipandang sebagai kerentanan potensial bagi negara ini ketika virus corona menyerang. Dikhawatirkan, tingkat kematian akan menjadi lebih buruk.
Afrika Selatan diketahui memiliki epidemi HIV terbesar di dunia. Sekitar 7,8 juta orang di Afrika Selatan tercatat terinfeksi HIV, sementara sekitar 300 ribu orang menderita tuberkulosis. Para ahli epidemiologi memperkirakan bahwa penderita yang memakai obat anti-AIDS akan kurang terpengaruh dibandingkan pengidap HIV tanpa pengobatan, seperti halnya dengan influenza.
Meski Depkes Western Cape mengatakan bahwa sekitar 8 persen kematian akibat Covid-19 dalam datanya dapat dikaitkan dengan HIV, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengurai kaitan dampak obesitas dan kemiskinan. “Pengidap HIV di Afrika Selatan juga cenderung relatif muda, sehingga memberi mereka perlindungan lebih terhadap penyakit itu,” katanya.