TEMPO.CO, Jakarta - Dunia mencari berbagai cara untuk menurunkan jumlah perokok di dunia. Salah satu cara yang sering digaungkan para ahli adalah menaikkan cukai rokok. Namun, benarkah hal tersebut efektif?
Profesor dari Pusat Kebijakan Kesehatan di Ottawa University, David Sweanor mengatakan kenaikan cukai rokok memang dapat dengan cepat mempengaruhi jumlah perokok di dunia. “Karena secara tidak langsung, hanya mereka yang memiliki penghasilan tinggi saja yang mampu membeli rokok,” katanya dalam webinar bersama Global Forum on Nicotine (GFN) pada Kamis, 11 Juni 2020.
Meski demikian, kajian tersebut akan lebih berhasil jika diimbangi dengan kebijakan pendukung lainnya. Contohnya termasuk edukasi dan terapi untuk membantu masyarakat berhenti merokok. “Suatu kebijakan tidak bisa berdiri sendiri. Untuk keharmonisan, sebaiknya ditambah juga dengan bantuan pemerintah yang menyalurkan terapi bagi perokok yang ingin berhenti,” katanya.
Sebelumnya berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019, jumlah perokok aktif di seluruh dunia mencapai satu miliar orang.
Di sisi lain, Direktur GFN Gerry Stimson juga meminta kebijakan untuk menaikkan cukai rokok dipertimbangkan dengan baik. Sebab, hal tersebut juga bisa mengganggu kesejahteraan para pekerja di sektor rokok. “Walaupun menguntungkan dari segi penurunan pengguna rokok, harus ada alternatif pekerjaan juga untuk para pekerja di sektor rokok agar kedua pihak diuntungkan,” katanya.