TEMPO.CO, Jakarta - Perut buncit masih menjadi salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para pria maupun wanita. Sayangnya, tak jarang informasi yang beredar di masyarakat tentang penyebab perut buncit itu tidak diketahui kebenarannya.
Mengupas tuntas tentang mitos dan fakta yang tersebar luas, Dokter Spesialis Olahraga Michael Triangto pun meluruskan beberapa diantaranya. Pertama terkait banyaknya orang percaya jika perut buncit adalah faktor genetik. Benarkah demikian?
Michael menyatakan hal itu tidak benar. Ia menjelaskan bahwa keluarga yang memiliki perut buncit dan berat badan berlebih tidaklah menurun. Melainkan, yang menjadi kuncinya adalah gaya hidup dari masing-masing individu itu sendiri.
“Orang tua buncit, belum tentu anak buncit. Karena semuanya kembali lagi pada diri masing-masing yang mau melakukan modifikasi gaya hidup atau tidak. Kalau anak tidak mengikuti pola hidup orang tuanya dengan makan porsi berlebihan dan malas berolahraga, pasti tidak buncit,” katanya dalam Podcast bersama Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Boy Abidin di Spotify pada 14 Juni 2020.
Mitos lain yang berhasil dipatahkan oleh Michael ialah informasi seputar makan malam membuat buncit. Ia menjelaskan bahwa tubuh pada dasarnya membutuhkan tiga kali makan, yakni pada pagi, siang dan malam hari. Dengan demikian, malam malam tetap dibutuhkan.
Adapun perut buncit itu umumnya terjadi bukan karena makan malam, melainkan ngemil. “Makan malam memang harus supaya Anda tetap nyaman selama beristirahat. Tapi yang salah kalau ngemil. Apalagi kalau pilihannya kacang tanah goreng atau nastar. Tidak mungkin makan satu, yang benar seperempat toples. Itulah penyebab perut buncit,” ujarnya.
Untuk alasan tersebut, Michael mengimbau masyarakat agar mengatur pola ngemil sebelum tidur. Menurutnya, jenis camilan dan jumlahnya harus diawasi. “Buah-buahan itu bagus, khususnya yang kadar airnya tinggi seperti semangka untuk menjaga hidrasi tubuh selama tidur. Tapi jangan banyak-banyak, beberapa potong saja cukup agar tidak jadi buncit,” katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA