Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspadai Sindrom Metabolik yang Jadi Jembatan Penyakit Kronis

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Certified Nutrition and Wellness Consultant Nutrifood, Aldis Ruslialdi mengatakan ada kondisi perantara sebelum seseorang menderita penyakit kronis seperti stroke dan jantung. Kondisi itu disebut sindrom metabolik. Sindrom itu bisa menjadi penanda dan gejalan bahwa seseorang semakin dekat dengan penyakit itu.

Sindrom metabolik yang menjadi penanda berupa tingginya trigliserida yang merupakan salah satu jenis lemak yang banyak ditemukan di dalam darah. Kemudian, tekanan darah tinggi, lingkar perut besar atau perut buncitnya, gula darah, dan kolesterol baik yang rendah. "Kondisi ini harus dicegah sedini mungkin. Misal punya minimal 3 gejala, sudah masuk gangguan sindrom metabolik," ujarnya dalam diskusi online yang digelar Tropicana Slim dari Nutrifood, Selasa 16 Juni 2020.

Dari semua gangguan tersebut, menurutnya ada satu benang merah untuk bisa menjadi penanda masalah utamanya, yaitu obesitas atau kegemukan. "Dengan berat badan berlebih, bisa punya peluang yang besar untuk semua gangguan metabolik sindrom," katanya.

Apabila berat badan bisa dikontrol dengan baik, berpeluang memperbaiki semua gangguan metabolisme. Namun kata Aldis perlu diingat, berat badan ideal belum tentu bebas dari sindrom metabolik. Perlu dilihat dari proporsi lemak di tubuh masing-masing.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada yang disebut TOFI atau thin outside, fat inside. Seseorang tampak kurus di luar namun ternyata menimbun lemak di dalam tubuhnya. "Ini bisa berbahaya, banyak badan kurus tapi kalau makan tiga porsi," imbuhnya.

Untuk mengetahui apakah lemak di dalam tubuh ternyata berlebih, cukup mengukur lingkar perut. Cara mengukurnya bisa menggunakan telapak tangan atau alat ukur. Perut seseorang dikatakan buncit, apabila lingkar perut lebih dari 4 jengkal. Bila dihitung dengan alat ukur, standar lingkar perut pria adalah 90 centimeter, dan wanita 80 centimeter. Lebih dari standar itu, bisa disebut perut buncit.

Aldis menerangkan, faktor risiko sindrom metabolik ada yang tidak bisa diubah dan bisa dikendalikan. Faktor genetik tentu tidak bisa diubah, contohnya orang tua yang memiliki riwayat diabetes. Sementara itu, faktor yang bisa diubah yakni mengubah pola makan dan berolahraga. "Untuk makanan yang meningkatkan kolesterol harus mulai dibatasi," katanya menegaskan.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Waspada, Kebersihan Mulut yang Buruk Dapat Membuat Risiko Terkena Kanker Hati Meningkat

13 jam lalu

Ilustrasi bau mulut. shutterstock.com
Waspada, Kebersihan Mulut yang Buruk Dapat Membuat Risiko Terkena Kanker Hati Meningkat

Studi menunjukkan orang yang menderita masalah kesehatan mulut memiliki risiko 75 persen lebih tinggi terkena kanker hati primer.


Khasiat Jamur untuk Membantu Kendalikan Tekanan Darah

1 hari lalu

Ilustrasi jamur putih. Shutterstock
Khasiat Jamur untuk Membantu Kendalikan Tekanan Darah

Penelitian menyebut makan jamur dapat membantu mengendalikan tekanan darah sehingga bahan makanan tersebut berguna bagi penderita hipertensi.


Beda Penyakit Kawasaki dengan Penyakit Jantung Biasa

1 hari lalu

Ilustrasi anak demam. saidsupport.org
Beda Penyakit Kawasaki dengan Penyakit Jantung Biasa

Penyakit Kawasaki tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan komplikasi pelebaran pembuluh darah arteri koroner. Cek dampaknya.


Faktor Risiko Diabetes Melitus yang Perlu Diwaspadai

3 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Faktor Risiko Diabetes Melitus yang Perlu Diwaspadai

Banyak faktor yang berkontribusi pada terjadinya diabetes melitus obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik. Cegah sebelum terjadi.


Tanda-tanda Serangan Jantung yang Muncul Sebulan Sebelumnya

7 hari lalu

Ilustrasi wanita terkena serangan jantung. shutterstock.com
Tanda-tanda Serangan Jantung yang Muncul Sebulan Sebelumnya

Penelitian telah menemukan bahwa lebih dari 50 persen kasus serangan jantung telah menunjukkan tanda-tanda sejak sebulan atau lebih sebelumnya.


Luka Dekubitus Mengancam Lansia, Apa Itu dan Penyebabnya?

7 hari lalu

ilustrasi lansia (pixabay.com)
Luka Dekubitus Mengancam Lansia, Apa Itu dan Penyebabnya?

Lansia berpotensi besar mengalami luka yang disebabkan oleh tekanan atau dekubitus. Apa penyebabnya?


Mengenal Apa Itu Diabetes Tipe 4

9 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Mengenal Apa Itu Diabetes Tipe 4

Apakah diabetes tipe 4 menjadi kelanjutan dari diabetes tipe 1 dan tipe 2? Atau bagaimana?


Peneliti Sebut Kaitan Akupunktur Telinga dan Penurunan Berat Badan

11 hari lalu

Ilustrasi akupuntur. Pixabay/Waltigoehner
Peneliti Sebut Kaitan Akupunktur Telinga dan Penurunan Berat Badan

Penelitian menyebut menggabungkan akupunktur dengan diet yang dikontrol telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam menurunkan berat badan.


Penyebab Obesitas yang Harus Diwaspadai

12 hari lalu

Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Penyebab Obesitas yang Harus Diwaspadai

Pengidap obesitas difaktori oleh konsumsi makanan dan minuman yang tinggi kalori atau energi yang biasanya berasal dari glukosa dan karbohidrat


Aparat Kepolisian di Assam India yang Obesitas Diminta Diet

12 hari lalu

Polisi berdiri di sebelah toko Kanhaiyalal Teli, seorang penjahit Hindu, yang dibunuh oleh dua tersangka Muslim di Udaipur, India, 30 Juni 2022. REUTERS/Amit Dave
Aparat Kepolisian di Assam India yang Obesitas Diminta Diet

Anggota Kepolisian di Assam, India, yang kelebihan berat badan diminta agar menurunkannya. Mereka diberi waktu tiga bulan untuk turunkan berat badan