TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu dampak tatanan sosial yang berubah di seluruh dunia, termasuk Indonesia seperti physical distancing, work from home adalah kenaikan kehamilan tidak direncanakan selama pandemi Covid-19. Ada pula potensi meningkatkan penularan HIV-AIDS, terutama di kalangan ibu rumah tangga dan anak. Maklum, pandemi covid-19 mengubah perilaku komunal menjadi perilaku individu yang terpusat di rumah. Hingar bingar kehidupan di luar senyap menjadi kehidupan terisolasi dalam rumah.
Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa. United Nations Population Fund (UNFPA) menyebutkan bahwa pandemi diperkirakan akan menambah 7 juta kehamilan tidak direncanakan (KTD) secara global, sedangkan BKKBN menyebutkan bahwa di Indonesia, pandemi Covid-19 berpotensi untuk meningkatkan kehamilan tidak direncanakan di Indonesia sebesar 420 ribu.
Basuki Dwi Harjanto, Head of Market Access & Programs DKT Indonesia mengungkapkan masih banyak masyarakat yang mengabaikan himbauan untuk menggunakan kontrasepsi pada masa pandemi, padahal kehamilan di masa pandemi memiliki berbagai macam tantangan kesehatan karena akses terhadap layanan kesehatan saat ini lebih banyak diprioritaskan untuk pelayanan pasien dengan indikasi Covid-19. "Selain itu, ibu hamil di masa pandemi banyak yang tidak mendapatkan screening triple elimininasi HIV, Sifilis, dan juga Hepatitis secara menyeluruh, sehingga hal tersebut berisiko untuk meningkatkan penularan kepada janin,” kata Basuki dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 18 Juni 2020.
Data perkembangan situasi HIV-AIDS terkini di Indonesia1 menyebutkan bahwa persentase kasus transmisi HIV pada bulan Januari hingga Maret 2020, 21,8 persen adalah ibu hamil. Sementara ibu rumah tangga menjadi profesi ketiga pengidap AIDS tertinggi setelah karyawan dan wiraswasta. 70,4 persen risiko penularan terbanyak melalui hubungan seksual berisiko. Menurut jenis kelamin, 67 persen ODHA adalah laki-laki dan 33 persen perempuan. Laki-laki mempunyai andil besar dalam upaya pencegahan terhadap ledakan kehamilan tidak direncanakan, penularan HIV-AIDS dari Ibu dan anak, serta pencegahan terhadap Covid-19. Untuk itu, DKT Indonesia dalam webinar 'Lelaki Andalan, Peduli, Setara, dan Bertanggung-Jawab' pada 17 Juni 2020 ingin mengkampanyekan 8 peran utama lelaki andalan dalam keluarga.
Sebagai suami, lelaki Andalan memiliki 8 peran utama dalam hal perlindungan kesehatan keluarga. Pertama, membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan ibu hamil. Kedua, merencanakan persalinan aman oleh tenaga medis. Ketiga, menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis. Keempat, membantu perawatan ibu dan bayi setelah persalinan. Kelima, menjadi ayah yang bertanggung-jawab. Keenam, mencegah penularan Infeksi Menular Seksual. Ketujuh, menghindari kekerasan terhadap perempuan, serta bias gender. Kedelapan, turut berpartisipasi dalam program Keluarga Berencana dengan menggunakan kontrasepsi.