TEMPO.CO, Jakarta - Ketika sunat masih menggunakan alat tradisional seperti bambu atau pisau, banyak anak yang takut menjalaninya. Seiring dengan kemajuan teknologi bidang medis, sunat tak lagi menyeramkan dan jauh lebih nyaman. Apalagi, saat ini sudah banyak metode sunat yang jauh lebih cepat dan tanpa proses jahitan.
Menyambut era new normal, metode sunat tanpa jarum suntik bisa menjadi pilihan karena minim sentuhan dan risiko. Selain itu, sunat di rumah juga bisa menjadi pilihan karena orang tua dan anak tidak harus ke mana-mana, baik sebelum melakukan tindakan, setelahnya, dan secara psikologis, anak akan lebih nyaman disunat di rumah atau kamar sendiri.
Hal inilah yang dilakukan oleh Klinik Kimia Farma dengan menggandeng Rumah Sunat dr. Mahdian yang menawarkan solusi layanan sunat di rumah. Mahdian Nur Nasution, pemilik rumah sunat, mengatakan ada berapa keunggulan yang bisa didapatkan jika melakukan metode sunat di rumah, yaitu tanpa antre, hemat waktu, privasi lebih terjamin.
Selain itu, dokter yang dihadirkan sudah sangat berpengalaman dan tenaga perawat yg terlatih serta dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan tindakan. Proses sunat juga dilakukan tanpa jarum suntik dengan alat sekali pakai sehingga minim sentuhan.
“Dalam proses sunat, kami menggunakan Mahdian klem yang sudah berizin edar dan merupakan salah satu karya anak bangsa yang direkomendasikan oleh WHO. Mahdian klem ini jauh lebih praktis karena waktu sunat lebih cepat tanpa ada proses jahitan, minim risiko, dan setelah sunat langsung dapat beraktivitas,” tuturnya.
Saat ini total klinik kimia farma yang sudah siap menerima layanan khitan ada 76 titik klinik dari empat area, yang masing-masing di wakili oleh Branch Manager (DKI Jakarta , Bekasi, Bogor, dan Serang). Program Sunat di Rumah ini digelar pada 76 klinik Kimia Farma yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Serang, Karawang, Plered, dan Purwakarta. Layanan ini bertujuan untuk memberikan kemudahan akses bagi para orangtua di Indonesia.
