TEMPO.CO, Jakarta - Mencapai kepuasan seksual menjadi tujuan suami istri saat melakukan hubungan intim. Sayangnya, seringkali banyak orang tak sadar cara yang dilakukan salah.
Menurut seksolog klinis atau psikolog seksual Zoya Amirin, salah satu kesalahan terbesar yang sering dikerjakan itu ialah mematok kepuasan pada orgasme. Hal ini pun secara spesifik sering dikerjakan oleh pria lantaran sifat yang selalu ingin unjuk gigi.
“Biasanya, pria-pria kalau melihat pasangan bisa ditaklukan dengan orgasme berkali-kali itu artinya berhasil. Padahal, orgasme itu hanya tambahan dan belum tentu diperlukan selama berhubungan,” katanya dalam live Instagram bersama @halodkt pada Sabtu, 20 Juni 2020.
Lalu, apa yang lebih penting dalam memuaskan pasangan jika bukan orgasme? Zoya mengatakan pada dasarnya kepuasan bisa dicapai jika setiap orang mengenali pasangan dalam artian mereka tahu apa yang disukai selama berhubungan seksual.
Untuk itu, penting bagi setiap pasangan agar selalu berkomunikasi tentang gaya atau posisi apa yang diinginkan. Begitu pula tentang permainan yang disukai selama berhubungan seks.
“Dengan menanyakan ini, pasangan pasti akan lebih terangsang setiap diajak berhubungan karena dia tahu akan mendapat apa yang diinginkan,” jelasnya.
Namun, Zoya juga mengingatkan agar komunikasi dibangun dengan kejujuran, serta tidak menyakiti pasangan.
“Kita jangan mengkritik pasangan tapi berbicalah dengan baik. Jelaskan apa yang Anda mau dan harus spesifik. Misalnya, senang dibolak-balik atau diputar dan dicelup. Itu semuanya harus jelas agar performa di ranjang tetap prima dan kepuasan bisa tercapai,” katanya.
Menambahkan afirmasi dari suami untuk istri juga diingatkan oleh Zoya. Ia menjelaskan pada dasarnya para wanita ingin dipuji.
“Kalau Anda bilang dia cantik, dia seksi, pasti akan lebih mudah memuaskan dan dipuaskan karena wanita merasa dihargai dan masih ada rasa diingini oleh pasangan,” katanya.