TEMPO.CO, Jakarta - Mulai 1 Juli 2020 pengguna kartu kredit diwajibkan memakai PIN guna menjaga keamanan dalam transaksi. Influencer gaya hidup Jonathan End dalam acara tentang keamanan transaksi digital, Selasa 23 Juni 2020, mengatakan dia sering melakukan eksperimen sosial.
Menurut Jonathan, eksperimen sosial itu membuktikan masyarakat digital di Indonesia masih cenderung ceroboh. Hal itu terlihat dari belum meleknya masyarakat pada keamanan data pribadi.
Kecerobohan ini menurut Jonathan bisa menjadi penghambat masyarakat terintegrasi dalam transaksi non tunai dan kewajiban menggunakan PIN. Apalagi, kemampuan manusia mengingat pola angka sangat terbatas sehingga ada kecenderungan untuk menggunakan pola yang sama dan sudah hafal. Oleh sebab itu, dia mempunya enam tips bagi masyarakat dalam menyambut aturan wajib menggunakan PIN untuk kartu kredit pada 1 Juli.
Jangan menggunakan angka berurutan
Jonathan menyebut karena sering mencari jalan pintas, yakni dengan memakai PIN untuk akun apapun termasuk ATM dengan angka berurutan. Misalnya PIN 1-6.
“ Jadi sudah sering itu saya temukan ada yang mengaku PIN dia angka berurutan. Biasanya angkanya dalam rentang 1-10 itu,” ujar Jonathan.
Baca Juga:
Hindari pengulangan
Jonathan menegaskan seringkali juga untuk memudahkan, masyarakat memakai PIN dengan angka yang berulang-ulang. Umumnya yang sering dipakai adalah angka 8 dan 0. Dia pun menyarankan, agar orang yang menggunakan PIN jenis ini segera menggantinya.
Jangan memakai PIN dengan tanggal lahir
Cara ini terbilang berbahaya. Kemampuan manusia yang terbatas dalam mengelola PIN dan memilih angka lahir memang bisa dipahami. Namun langkah ini sangat riskan bagi orang sekitar yang mengenal Anda. Alhasil, kriteria privasi pun tak terjaga. Hal ini juga berlaku jika masih menggunakan PIN yang berkaitan dengan orang di sekitar, baik tanggal lahir anak, suami, istri, atau bahkan mantan kekasih.
Jangan mencatat PIN di kertas, lalu kertasnya ditaruh dalam dompet yang sama
Jonathan menyebut masih banyak masyarakat Indonesia karena keterbatasan dalam menghafal lalu menuliskan PIN dalam secarik kertas kecil. Kertas itu pun disimpan dalam dompet. Hal ini menjadi riskan ketika kecopetan karena semua informasi data pribadi bisa diakses maling.
Jangan memakai PIN yang sama dengan anggota keluarga lain
Eksperimen sosial kecil yang dilakukan Jonathan melalui media sosial Instagram dan Twitter membuktikan adanya pengakuan sejumlah warganet yang menggunakan PIN yang sama untuk semua akun dengan sesama anggota keluarga. Langkah ini dinilai Jonathan tidak aman dalam aspek terjaminannya data pribadi.
Jangan memberitahukan PIN kepada siapa pun
Anda tidak boleh memberitahukan PIN kepada siapa pun, termasuk pihak bank. Pemberitahuan PIN dengan mudah membuat akun mudah diretas dan keuangan dikacaukan. Anda juga harus ingat, pihak bank tidak pernah menanyakan PIN secara online maupun offline.