TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak perubahan dalam hidup manusia dan kemungkinan berlanjut ke masa depan. Dilansir melalui Business Insider, kebiasaan berjabat tangan, yang dulu merupakan cara untuk menyapa teman atau kolega, mungkin tidak lagi dianggap aman karena berpotensi menyebarkan bakteri atau partikel virus antarmanusia.
Demikian pula dengan konsep prasmanan, di mana banyak tangan menyentuh peralatan yang sama di atas wadah makanan terbuka. Berikut beberapa hal yang mungkin akan berubah setelah pandemi virus corona.
Berjabat tangan
Anthony Fauci, pakar penyakit menular Amerika Serikat, mengatakan berjabat tangan tidak lagi relevan karena interaksi jarak dekat membantu penyebaran penyakit yang ditularkan melalui pernapasan.
"Sebagai masyarakat, lupakan kebiasaan berjabat tangan. Kita tidak perlu berjabat tangan. Kita harus mengubah kebiasaan itu," ujarnya.
Prasmanan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat merekomendasikan agar prasmanan dan salad bar tidak dibuka sementara virus corona masih menjadi ancaman kesehatan dan tidak jelas kapan berakhir.
Layar sentuh pada fasilitas publik
Layar sentuh publik bisa menjadi sarang patogen ketika ratusan atau ribuan tangan menggunakannya setiap hari. Layar sentuh seperti yang ditemukan di restoran cepat saji memiliki bakteri di permukaan meskipun banyak dari bakteri itu tidak berbahaya bagi manusia.
Berbagi makanan
Meskipun virus diyakini tidak menyebar melalui makanan, para ahli merekomendasikan untuk berhati-hati saat berbagi makanan dan minuman. Isaac Bogoch dari Universitas Toronto mengatakan kepada Global News Kanada, jika orang berbagi makanan, virus dapat mencemari makanan yang mereka makan atau pada garpu atau pisau yang digunakan.
Antrean panjang
Antrean panjang di mana orang-orang berkerumun bersama tidak akan terlihat dalam waktu dekat. Sebagian besat tempat umum telah memberi batas setidaknya 1,5 meter untuk menjaga jarak antarorang ketika mengantre. Jumlah orang yang dapat masuk ke dalam fasilitas umum seperti toko swalayan dan pusat kebugaran juga dibatasi agar tidak ada kerumunan.
Konser
Konser yang penuh sesak tidak akan diizinkan di mana pun ketika virus corona tetap berisiko terhadap kesehatan masyarakat. Pada 19 Mei, Rolling Stone melaporkan pelaksanaan konser pandemi pertama di Amerika oleh band blues-rock Bishop Gunn di Fort Smith, Arkansas. Tempat yang dapat menampung 1.100 tempat duduk ini diisi sekitar 200 penggemar, yang diharuskan memakai masker dan duduk di kursi yang ditentukan untuk menjaga jarak sosial. Para penonton juga diperiksa suhu tubuh sebelum diizinkan masuk dan toilet dibatasi untuk maksimal 10 orang.
Kantor dengan konsep terbuka
Kantor dengan konsep terbuka, di mana pekerja duduk berdekatan, mungkin tidak akan berlaku, bahkan setelah pembatasan sosial berakhir.
"Kita mungkin telah hidup dengan flu selama bertahun-tahun, tetapi ini adalah pertama kali generasi kita mengalami pandemi," kata Albert De Plazaola, direktur strategi global di perusahaan desain Unispace.
Saat ini kita sangat sadar akan risiko kesehatan, baik nyata maupun yang dibayangkan. Dan perusahaan pemberi kerja menjadi sangat sensitif tentang potensi tanggung jawab jika ada karyawan yang sakit di tempat kerja.
Berpelukan dan berciuman
Meskipun berpelukan dan berciuman adalah bagian penting dari banyak budaya, kebiasaan ini juga merupakan cara untuk menyebarkan penyakit. Peragaan fisik sebagai bentuk kasih sayang adalah bahasa cinta manusia, tapi kini kesehatan jadi taruhan.
Pada awal Mei, Arizona Republic melaporkan kisah tentang seorang lelaki Latin yang terjangkit Covid-19 setelah memeluk dan mencium ibunya yang terkena virus sebagai bentuk kasih sayang yang biasa dilakukan. Banyak anggota keluarganya yang lain juga terserang virus.
Pengecekan barang bawaan di bandara
Badan Keamanan Transportasi AS (TSA) telah menyarankan para pelancong untuk tidak lagi memasukkan telepon, dompet, dan kunci ke dalam wadah yang disediakan petugas bandara, dan perubahan ini mungkin akan berlaku permanen. Business Insider melaporkan pada pertengahan Maret bahwa TSA memberi tahu para penumpang agar mengamankan barang-barang tersebut di dalam tas pribadi yang akan diperiksa melalui sistem x-ray.
Perjalanan bisnis
Perjalanan bisnis kemungkinan akan sangat berkurang di tengah masalah keamanan kesehatan dan meningkatnya pertemuan virtual. Henry Harteveldt, pendiri Atmosphere Research Group, sebuah perusahaan analisis perjalanan di San Francisco, mengatakan kepada The Times bahwa perjalanan bisnis tidak akan kembali dilakukan sebelum kita mendengar dari pejabat kesehatan masyarakat bahwa kondisi aman untuk bepergian. Berkat ini pula perusahaan konferensi video Zoom pada akhir April 2020 mengatakan telah mencapai 300 juta peserta rapat virtual harian.