TEMPO.CO, Jakarta - Breath holding spell merupakan salah satu jenis tantrum ekstrem yang sering dialami oleh bayi dan balita. Saat breath holding spell, bayi dan balita umumnya akan menahan nafas selama kurang lebih satu menit jika sedang frustasi, kesal, marah ataupun sedih.
Hal tersebut sangat ditakutkan oleh para orang tua lantaran anak berisiko untuk kehilangan kesadaran atau pingsan. Oleh karena itu, penting bagi ayah dan ibu mengetahui cara benar mengatasi breath holding spell pada anak.
Adapun Dokter Spesialis Anak Konsultan di Rumah Sakit Pondok Indah Catharine Mayung Sambo membagikan beberapa tips mudahnya. Pertama, ia meminta agar orang tua tidak langsung panik. “Yang pasti sebelum menanggapi anak, sebagai orang tua harus tenang dulu,” katanya dalam webminar bersama RSPI pada 24 Juni 2020.
Setelah itu, langsung tanyakan apa yang menjadi masalah sehingga anak melakukan breath holding spell. “Anda harus tegas tapi tidak dengan cara memarahi ya. Tanya dengan baik agar memutus niat anak dalam melanjutkan kelakuan buruk tersebut. Karena kalau marah, anak pasti semakin menjadi-jadi,” ujarnya.
Usai bertanya, para orang tua kemudian disarankan untuk segera mengalihkan perhatian anak. Misalnya lewat sesuatu yang biasa disenangi anak. “Kalau anak suka main boneka, berikanlah sebagai distraksi. Supaya dia lupa tadi itu sedang frustasi dan tantrum yang ekstrem,” ungkapnya.
Terakhir dan tak kalah penting, mulai membuat daftar semua perilaku dan kejadian yang dicurigai sebagai pemicu. “Setiap anak breath holding spell, kita tahu dia kenapa dari pertanyaan yang pertama diajukan. Usahakan itu dihindari supaya di kemudian hari hal serupa tidak terjadi lagi dan sampai anak bertumbuh besar dia sudah tidak begini lagi,” katanya.