TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertanian melakukan pemusnahan dan penarikan kembali jamur enoki asal Korea Selatan. Hal itu dilakukan setelah jamur enoki yang diproduksi perusahaan Green Co Ltd terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes.
Infeksi akibat bakteri Listeria monocytogenes adalah infeksi yang sangat berbahaya untuk ibu hamil. Orang lanjut usia di atas 65 tahun dan orang dengan sistem imun yang rendah pun sangat rentan dengan infeksi ini. Infeksi bakteri Listeria dapat menjadi fatal bagi golongan tertentu, terutama pada ibu hamil, kelompok lansia di atas 65 tahun, dan orang yang memiliki sistem imun rendah.
Menurut laporan terbaru Center Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, gejala akibat infeksi Listeria dapat berbeda pada penderitanya. Gejala tersebut dapat timbul 1-4 pekan setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi Listeria.
Namun, gejala pada beberapa kasus juga dilaporkan muncul paling lambat 70 hari setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi, atau langsung muncul pada hari yang sama saat mengonsumsi makanan yang mengandung Listeria. Simak gejala infeksi bakteri Listeria pada ibu hamil, bayi, dan selain ibu hamil.
1. Gejala infeksi Listeria pada ibu hamil dan bayi baru lahir
Gejala yang dirasakan sang ibu hamil dapat berupa demam serta kondisi lain yang menyerupai flu, seperti nyeri otot dan kelelahan. Hanya saja, infeksi selama kehamilan dapat berujung pada keguguran, lahir mati (stillbirth), persalinan prematur, dan infeksi yang mengancam nyawa bayi.
Sedangkan pada bayi yang terinfeksi bakteri Listeria akan menunjukkan gejala tidak nafsu makan, mudah menangis, demam, muntah serta sulit bernapas.
2. Gejala infeksi Listeria selain pada ibu hamil
Penderita infeksi Listeria yang bukan ibu hamil dapat mengalami gejala seperti demam, nyeri otot, sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, kejang-kejang.
Sebagian besar infeksi Listeria cenderung ringan sehingga sering tidak diketahui. Hanya saja, pada beberapa kasus, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, termasuk infeksi darah menyeluruh, meningitis atau peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak.