TEMPO.CO, Jakarta - Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN), institusi di bawah naungan salah satu perusahaan periklanan terbesar di Jepang, Hakuhodo Inc. hari ini mengumumkan temuan dari riset terbarunya yang berjudul 'The Rise of Conscious ASEANs: Why should you CARE?', melalui forum HILL ASEAN ke-6 yang kali ini diselenggarakan dalam bentuk webinar. Penelitian terbaru ini menggali kesadaran dan perilaku masyarakat ASEAN akan gaya hidup dan pilihan mereka, yang mempengaruhi aspek sosial dan lingkungan alias conscious lifestyle.
Temuan ini menjadi petunjuk yang sangat bermanfaat untuk membantu brand dari produk-produk konsumen di berbagai negara ASEAN dalam meredefinisikan dirinya, membubuhkan nilai tambah sosial dan lingkungan. Bisa juga memperkuat strategi pemasarannya dengan keunggulan manajemen dan solusi unik dari Hakuhodo.
“Melalui penelitian ini, kami mengidentifikasi tindakan-tindakan nyata dari Conscious Lifestyle yang diperlihatkan oleh masyarakat ASEAN. Kami menggunakan 3 (tiga) jenis pendekatan penelitian, yaitu metode kuantitatif dengan sampel sebanyak 4.500 orang, metode kualitatif dengan sampel sebanyak 24 orang, dan melakukan wawancara dengan 12 orang Key Opinion Leader (KOL),” kata Institute Director, HILL ASEAN dan Executive Director Strategy, Hakuhodo International Indonesia, Devi Attamimi, yang tampil sebagai salah satu pembicara utama di Forum HILL ASEAN tahun ini pada 25 Juni 2020.
Devi juga mengungkapkan bahwa masyarakat ASEAN memiliki 55 poin lebih tinggi jika dibandingkan dengan masyarakat Jepang yang 40 persen di antaranya saat ini sudah memahami istilah conscious lifestyle. Bahkan 25 persen dari masyarakat negeri Sakura itu benar-benar melakukan tindakan nyata di dalam kehidupannya sehari-hari. “Angka yang lebih menggembirakan tampak pada profil Indonesia, dimana 92 persen masyarakat kita telah mengetahui istilah conscious lifestyle dan bahkan 93 persen di antaranya telah mengaplikasikannya dalam kehidupannya,” katanya.
Institute Director, Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN) dan Executive Director Strategy, Hakuhodo International Indonesia , Devi Attamimi menjelaskan pada webinar pada 25 Juni 2020/Hakuhodo
Masyarakat Jepang, sebagaimana disoroti dalam laporan ini, memiliki kebiasaan memisahkan limbah dan melakukan daur ulang yang sudah melekat dalam aksi mereka sehari-hari sejak lama. Sementara masyarakat ASEAN pada umumnya menunjukkan kemajuan kesadaran yang sangat pesat akan gaya hidup ramah lingkungan dan keberlanjutan ini.
Terkait fakta di atas, pada kesempatan ini HILL ASEAN juga memperkenalkan istilah baru. Devi mengatakan temuan riset ini menjadi bukti perkembangan tren yang sangat positif. Ia mengatakan ada segmentasi masyarakat baru, yaitu mereka yang sudah sepenuhnya sadar menjalankan gaya hidup yang bertanggung jawab dalam kesehariannya. "Kelompok ini kami sebut sebagai the Consciouslites sebagai segmen yang akan mendominasi pasar dalam waktu dekat,” katanya.
Hakuhodo International Indonesia dan Hakuhodo di seluruh dunia, menjalankan usahanya dengan melandaskan diri pada filosofi ‘sei-katsu-sha’. Filosofi ini memandang konsumen dengan perspektif 360 derajat, lebih dari sekedar pembeli yang melakukan fungsi ekonomi, namun sebagai individu secara holistik yang memiliki gaya hidup, mimpi dan aspirasi berbeda-beda. "Hasil riset ini menjadi semangat baru dan energi positif bagi kita semua dalam membuka peluang, dan menggerakkan brand untuk memanfaatkan momentum besar, menuju ke arah yang benar,” kata Irfan Ramli, CEO Hakuhodo Internasional Indonesia.
Irfan menegaskan, sebagai pemimpin industri, Hakuhodo sangat sadar pentingnya mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi produk – yang tidak sebatas pada pencanangan slogan tanpa disertai tindakan. “Pengendalian dampak sosial dan lingkungan harus menjadi kesadaran kolektif, dan sangat penting dilakukan oleh setiap individu dengan pemahaman seutuhnya. Di tataran pemikiran yang lebih makro, ini berarti kita semua membantu menyelamatkan bumi,” katanya.