TEMPO.CO, Jakarta - Tes antibodi dapat memberitahu apakah seseorang sebelumnya sudah pernah terinfeksi virus dan mungkin tengah berada pada proses pemulihan atau bahkan telah pulih dari infeksi tersebut, pada orang dengan atau tanpa gejala. Tes antibodi berskala besar dianggap sebagai langkah penting selanjutnya untuk memahami dan mengatasi pandemi COVID-19.
Tes antibodi akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang virus, termasuk berapa lama antibodi berada di dalam tubuh, berapa banyak orang telah terinfeksi, dan bagaimana perubahan ini terjadi dari waktu ke waktu. Pengetahuan tersebut dapat membantu mendukung pengembangan pengobatan serta vaksin.
Perusahaan layanan kesehatan Abbott mengumumkan ketersediaan tes darah serologi berbasis laboratorium di Indonesia untuk mendeteksi antibodi IgG, yang berguna dalam mengidentifikasi apakah seseorang telah dan pernah terpapar virus corona alias COVID-19 pada 29 Juni 2020.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Satuan Tugas COVID-19 Indonesia, Abbott telah memulai pengiriman alat tes IgG SARS-CoV-2 ke Indonesia dan tengah menyiapkan ratusan ribu alat tes tersebut dalam beberapa bulan mendatang untuk memenuhi kebutuhan. Alat tes yang juga telah memperoleh Otorisasi Penggunaan Darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) ini memberikan opsi pengujian antibodi skala besar.
Kepala Laboratorium Rumah Sakit Nasional Persahabatan Dewi Yennita Sari mengatakan ketersediaan alat tes IgG SARS-CoV-2 Abbott di Indonesia ini tepat waktu. "Kami telah melakukan validasi alat tes Abbott ini, sensitivitas dan spesifisitasnya yang tinggi dapat kami gunakan untuk mendukung optimalisasi strategi penyaringan (screening) kami, untuk mengatasi pandemi COVID-19 secara efektif," kata Dewi dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 29 Juni 2020
General Manager of Abbott’s diagnostics business di Indonesia I Putu Edi Mahadi mengatakan Abbott memanfaatkan keahliannya dalam pengetesan penyakit menular dan meningkatkannya untuk menyediakan alat tes COVID-19 di seluruh dunia. "Dengan banyaknya jaringan laboratorium publik dan swasta Indonesia menggunakan alat tes IgG SARS-CoV-2 Abbott, kita akan memperoleh informasi yang lebih dalam dan dapat membantu meningkatkan pemahaman mengenai penyebaran virus ini di masyarakat, prevalensi di tingkat wilayah maupun negara, serta pengelolaan pandemi di masa depan."
Jaringan laboratorium swasta terbesar di Indonesia, PT Prodia Widyahusada Tbk (“Prodia”), menggunakan alat tes IgG SARS-CoV-2 Abbott sebagai bagian dari penyediaan layanan tes COVID-19. Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan tes antibodi SARS-COV-2 serologi diharapkan dapat lebih membantu pemerintah Indonesia mengatasi wabah COVID-19. "Sensitivitas dan spesifisitas yang dimiliki alat tes IgG Abbott, sebagaimana divalidasi oleh Prodia, memberi kami kepercayaan diri pada saat menyampaikan informasi hasil tes COVID-19," kata Dewi Muliaty.
Sementara tes molekuler dapat mendeteksi apakah seseorang memiliki virus, tes antibodi ini dapat menentukan apakah seseorang sudah terinfeksi. Tes IgG SARS-CoV-2 Abbott mengidentifikasi antibodi IgG, yang merupakan protein yang diproduksi tubuh pada tahap akhir infeksi dan dapat bertahan hingga berbulan-bulan dan mungkin bertahun-tahun setelah seseorang pulih. Tes ini menunjukkan spesifisitas dan sensitivitas untuk mendeteksi antibodi IgG lebih dari 99 persen, 14 hari atau lebih setelah gejala mulai dialami.