TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang tua berpikir memberikan barang kepada anak adalah bukti perhatian. Padahal, yang diinginkan oleh anak adalah kehadiran ayah ibu untuk menemani bermain.
Psikolog anak dan pendidikan Dian Nirmala mengatakan anak membutuhkan perhatian orang tua untuk menanyakan kabar atau perasaannya. Dari situ, ia akan percaya kepada orang tuanya dan berani mengungkapkan perasaan.
Baca Juga:
"Orang tua berpandangan kasih barang sudah cukup tapi kenyataannya anak enggak butuh itu. Anak lebih senang diberikan waktu, perhatian, dan mengharapkan kehadiran yang utuh bersama mereka untuk bisa mengungkapkan apa isi hatinya," ujar Dian.
Saat merasa diabaikan oleh orang tua karena sibuk bekerja atau mengurus hal lain, anak akan memilih bermain gawai dan akhirnya lebih tertarik dengan barang tersebut daripada bermain dengan orang tua.
"Kenapa gadget jadi begitu menarik? Itu pe-er kita untuk menampilkan hal yang lebih menarik. Satu yang tidak bisa didapat dari gadget adalah umpan balik, perasaan emosional tetap dibutuhkan anak," jelas Dian.
"Enggak apa-apa ada gadget tapi harus main sama anaknya, bisa juga main gadget bersamanya sambil diselingi permainan lain, enggak perlu mewah, bisa menyusun balok-balok, buku-buku, atau kartu, terserah mereka mau disusun jadi apa. Banyak barang tergeletak, rumah berantakan biar saja, kita lihat apa yang bisa dia dapat dari situ," lanjutnya.
Membiarkan anak berimajinasi dengan mainan akan membantu merangsang kreativitas dan rasa percaya diri, apalagi jika diberi pujian atas pekerjaannya. Hal tersebut akan sangat berguna untuk membantu anak yang pemalu atau pendiam dalam mengungkapkan perasaan.
"Anak kalau sudah banyak pengalaman akan lebih percaya diri untuk mengungkapkan sesuatu, tapi memang perlu effort untuk memancing anak cerita. Kadang anak juga enggak mau dipancing, cukup beri ruang untuk anak berekspresi. Beri penghargaan atas usahanya, saat merasa dihargai, ia akan yakin kalau bisa lebih dari itu," ujar Dian.