TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, jumlah anak-anak yang mendapatkan vaksinasi masih sangat minim. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, hanya sekitar 2,5 anak (usia 12-23 bulan) dari total 6 juta anak yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Pondok Indah Caessar Pronocitro mengatakan bahwa vaksinasi sangat penting bagi anak. Sebagai bentuk edukasi dan dorongan kepada orang tua agar membawa anak-anak menjalani imunisasi, ia pun memberikan tiga penjelasannya.
Pertama, Caessar mengungkapkan bahwa vaksinasi dapat menurunkan angka kejadian penyakit. Hal tersebut pun sudah dibuktikan dari berbagai studi lantaran imunisasi bekerja dengan cara membentuk kekebalan tubuh agar kuat melawan antigen penyebab penyakit.
“Contohnya penyakit rubella, pada tahun 2000 jumlah kasusnya mencapai 671 ribu. Tapi setelah diberikan vaksin, pada tahun 2016 angka kasusnya hanya 26 ribu. Bahkan untuk penyakit cacar, berhasil dimusnahkan pada tahun 1980 karena vaksinasi,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo.co pada 2 Juli 2020.
Caessar juga mengatakan bahwa vaksinasi ampuh menciptakan kekebalan kelompok. Kekebalan kelompok sendiri penting untuk melindungi orang lain yang rentan terhadap penyakit, contohnya individu dengan imunitas yang menurun atau menjalani kemoterapi.
Baca Juga:
“Apabila cakupan vaksinasi rendah dan kekebalan kelompok tidak terbentuk, dapat terjadi outbreak atau kejadian luar biasa, contohnya difteri dan hepatitis A yang baru-baru ini terjadi,” katanya.
Terakhir, vaksinasi juga bisa melindungi orang-orang di sekitar kita. Caessar kembali menggunakan contoh vaksin rubella. Menurutnya, ini penting diberikan walaupun infeksinya tidak berat.
“Karena pada ibu yang sedang hamil, rubella dapat menimbulkan kematian atau kecacatan seperti katarak bawaan, kelainan jantung, ketulian, gangguan mental pada janin. Artinya vaksinasi bisa melindungi tidak hanya kita saja, tapi juga bayi di kandungan,” katanya.