TEMPO.CO, Jakarta - Meningkatkan imunitas tubuh selama pandemi Covid-19 sangat penting untuk dilakukan. Sebab dengan sistem imun yang kuat, tubuh pun bisa melawan berbagai virus dan bakteri penyebab penyakit yang ingin masuk ke dalam tubuh.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperkuat kekebalan tubuh. Ini termasuk makan makanan bergizi, istirahat cukup, mengelola stres, dan rajin berolahraga. Namun, tak jarang juga orang-orang mengambil cara instan lewat suntik vitamin C.
Melansir dari situs Health Line, suntik vitamin C biasanya dilakukan pada bagian lengan. Setidaknya, dosis sebanyak 200 miligram akan langsung dimasukkan ke dalam tubuh. Reaksinya untuk menyegarkan dan meningkatkan kekebalan tubuh pun secara cepat akan dialami.
Sayangnya, cara instan ini juga memiliki efek samping. Salah satunya termasuk masalah jantung. Para ahli mengatakan bahwa suntik vitamin C dengan dosis berlebihan akan meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan yang Anda konsumsi. Adapun zat besi berlebihan berhubungan erat dengan risiko gangguan terkait jantung seperti gagal jantung.
Selain itu, situs Medical News Today mengatakan bahwa suntik vitamin C secara instan dengan dosis berlebihan juga meningkatkan risiko gagal ginjal. Hal tersebut disebabkan oleh vitamin C yang bisa berubah menjadi oksalat atau produk limbah pada ginjal. Jika didiamkan, ini akan mengakibatkan pengkristalan yang berhubungan erat dengan perkembangan batu ginjal.
Beberapa gangguan pencernaan seperti mual, kram perut, diare, serta insomia, kerontokan rambut, hingga lonjakan tekanan darah juga rentan dialami. Untuk itu, sangat disarankan agar selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan suntik vitamin C. Hindari pula klinik yang tidak berlisensi karena akan meningkatkan risiko penyakit.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | HEALTHLINE | MEDICALNEWSTODAY