Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tips Tingkatkan Empati di Media Sosial

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes
Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam dunia digital, banyak interaksi manusia yang dilakukan melalui perangkat mobile dan internet. Walaupun hal tersebut membuat kita dapat berinteraksi secara efisien, dunia digital juga menghilangkan salah satu aspek emosional manusia seperti empati.

Memang lebih mudah bagi kita untuk menyatakan sesuatu di kolom komentar dibandingkan tatap muka secara langsung, dan ada alasan dibalik hal tersebut. Sejak lahir, manusia diajarkan untuk berinteraksi melalui nada suara dan ekspresi wajah. Ketika dua hal tersebut hilang, yang tersisa hanyalah kata-kata dan banyak konteks atau situasi yang terabaikan.

Tantangan kita sebagai bagian dari masyarakat adalah menegaskan kembali kasih sayang, sopan santun, dan kebaikan ke dalam kehidupan online kita. Seringkali kita merasa sedih karena kalimat - kalimat tidak mengenakkan dari akun-akun di platform jejaring sosial.

Namun, hal itu seharusnya tidak perlu terjadi, dan ada beberapa hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk membantu menyebarkan lebih banyak kebaikan dan hal positif di platform online.

Berikut tipsnya seperti dikutip dari siaran pers Facebook:

  1. Pegang kendali terhadap diri sendiri
    Di dunia nyata, jika seseorang mengajak Anda untuk berbincang namun dengan cara yang tidak sopan, langkah yang biasanya diambil adalah dengan tidak menggubrisnya. Sama halnya di dunia online, jika Anda menemukan orang yang menyebalkan, Anda tak perlu menghiraukannya.

    Anda juga harus menyadari bahwa kata-kata Anda dapat mempengaruhi orang lain. Jika Anda merasakan dorongan atau keinginan untuk menghina seseorang di platform online - tanyakan pada diri Anda sendiri mengapa Anda bisa memiliki perasaan itu, dan apakah orang lain juga memiliki alasan yang sama. Yakinkan diri Anda dahulu bahwa amarah dan rasa benci mereka tak akan mengubah opini Anda, dan begitupun sebaliknya.

    Fokuslah pada pesan-pesan positif yang menunjukkan empati kapanpun dan dimanapun. Sebagai contoh, memberikan ucapan selamat ketika seseorang berhasil meraih prestasi dapat memberikan kebahagiaan bagi mereka, sama halnya juga seperti ejekan dan hinaan yang dapat membuat mereka sedih.

    Iklan
    Scroll Untuk Melanjutkan

  2. Cermat dalam mengkurasi timeline media sosial
    Media sosial seperti Facebook memudahkan Anda untuk mengkurasi atau mempersonalisasi kabar beranda (Newsfeed) sesuai keinginan Anda.

    Penting untuk dipahami bahwa meskipun internet memungkinkan untuk berbagi informasi secara cepat, informasi yang biasanya dibagikan hanyalah sebagian kecil dari apa yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu, jika Anda merasa kewalahan dengan banyaknya berita negatif yang Anda lihat, Anda dapat mulai mengikuti akun-akun yang membagikan berita-berita positif, sehingga Anda tidak merasa terlalu stres karena melihat berita yang buruk.

  3. Rayakan hidup Anda bersama teman dan keluarga
    Seringkali kita membandingkan kehidupan dan segala yang kita miliki dengan orang lain, yang terlihat jauh lebih baik dari kita. Cara termudah untuk membebaskan Anda dari cara berpikir seperti ini adalah berfokus pada diri dan kehidupan yang Anda jalani.

    Carilah hal-hal yang membuat Anda mensyukuri kehidupan ini; hal-hal tersebut akan membuat Anda menghargai apa yang Anda miliki. Tak hanya itu, tengoklah dan berikan perhatian yang tulus kepada teman-teman dan keluarga Anda. Mereka bukan hanya sekedar komponen utama yang dapat memperkaya hidup Anda dan membuat Anda menjadi diri sendiri - hal sederhana seperti menanyakan kabar mereka dapat memberikan perbedaan yang positif bagi kesehatan mental mereka.

    Melatih empati di ranah online merupakan bagian dari program Asah Digital dari Facebook yang menyediakan sumber daya untuk membangun komunitas global yang bertanggung jawab dan memiliki keterampilan yang mumpuni untuk menjadi warga digital yang lebih baik.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

23 detik lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup


Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

1 jam lalu

WhatsApp mengumumkan peluncuran Avatar (Meta)
Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.


Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

5 jam lalu

Peserta Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo dan Shopee
Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

Workshop Politeknik Tempo Jakarta, Shopee, dan Mandiri Sekuritas bertajuk "Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech".


WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

10 jam lalu

Pendiri WhatsApp, Brian Acton. successstory.com
WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.


Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi wanita jalan kaki. Freepik.com/Yanalya
Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

Aktivitas jalan kaki dan menaiki tangga adalah gaya hidup yang baik bisa mengurangi risiko penyakit bagi tubuh.


Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

2 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.


Pengumuman SNBP 2024 Ramaikan Media Sosial, Seruan Alhamdulillah dan Cinta Ditolak Berbaur

3 hari lalu

SNBP, Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi. wikipedia.org
Pengumuman SNBP 2024 Ramaikan Media Sosial, Seruan Alhamdulillah dan Cinta Ditolak Berbaur

SNBP adalah ajang kompetisi para siswa elegible asal sekolah masing-masing untuk memperebutkan kuota jalur nilai rapor di PTN tujuan.


Jokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024

3 hari lalu

Presiden Jokowi memberi sambutan sebelum menyerahkan zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024. Penyerahan zakat ini juga diikuti oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga tinggi negara, pimpinan lembaga negara, kepala daerah, direktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perwakilan perusahaan swasta, hingga tokoh publik. TEMPO/Subekti.
Jokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024

Presiden Jokowi meminta layanan yang mengintegrasikan administrasi kependudukan, pendidikan, kesehatan, kepolisian, bantuan sosial, dan keimigrasian - segera selesai.


Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

7 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.


Kemanusiaan Dalam Proses Pendidikan, Belajar Gaya Antropomorfisme dan Empati

8 hari lalu

Seorang wanita memeriksa tanaman anggrek di atap rumahnya di kawasan Matraman, Jakarta, Selasa, 4 Januari 2022. Pemanfaatan atap rumah (rooftop) menjadi solusi untuk bercocok tanam di tengah minimnya lahan terbuka di Jakarta. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kemanusiaan Dalam Proses Pendidikan, Belajar Gaya Antropomorfisme dan Empati

Mickey Mouse atau dalam bentuk objek mati yang dihidupkan seperti buku cerita yang berbicara merupakan satu contoh antropomorfisme dan empati.