TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik kucing mungkin khawatir bila bulunya mendadak banyak yang rontok, terutama ketika ada perubahan, seperti mengganti jenis pakan. Sama seperti rambut manusia dengan rambut rontok, kucing juga mengalami kerontokan bulu, kata dokter hewan Novi Wulandari.
"Bulu rontok tidak selalu karena pergantian makanan, tapi itu hal yang normal," kata Novi dalam webinar Peduli Kucing Sekitar Kita.
Bulu kucing dapat rontok bila pemiliknya memberikan makanan yang lebih berkualitas. Kerontokan adalah salah satu efek detoksifikasi karena kucing mendapat asupan makanan yang lebih baik. Proses ini bisa memakan waktu hingga dua pekan.
"Nanti habis shedding, bulunya lebih mengkilat dan kulitnya lebih sehat," jelasnya.
Namun, makanan yang tidak sehat serta kondisi tidak fit dan penyakit yang tidak terdeteksi juga bisa menjadi penyebab bulu kucing rontok. Bila penyebabnya tidak kunjung diketahui, peliharaan itu ke dokter hewan untuk mendapatkan solusi.
Kucing butuh pakan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta antioksidan. Selain mengganti makanan, bulu kucing dapat rontok ketika kucing sedang birahi, hamil, juga melahirkan. Bulu kucing rontok bisa juga disebabkan oleh infeksi atau parasit yang membuat kulit gatal. Garukan yang berlebihan bisa membuat bulunya rontok sehingga bagian tersebut jadi botak.