Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mal Sudah Buka Lagi, Akankah Pengunjung Seramai Dulu?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi suasana sebuah mall
Ilustrasi suasana sebuah mall
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pembatasan sosial di berbagai negara sudah dilonggarkan. Para konsumen telah kembali ke pusat-pusat perbelanjaan. Namun, tidak ada kejelasan apakah mereka akan kembali berbelanja seperti dulu atau ada perubahan pola belanja.

Hal ini terutama banyak diperhatikan oleh para pemilik bisnis mode high street atau merek yang diproduksi massal dengan harga relatif terjangkau. Disebut High Street karena toko-toko ini berlokasi di jalan utama (high street).

Dilansir melalui BBC, meskipun tanda-tanda ceria di jendela toko mengatakan, "Selamat datang kembali" dan "Kami merindukan Anda!', sebagian besar masyarakat sadar masih berada di tengah-tengah pandemi global. Untuk meyakinkan konsumen ini adalah saat yang aman untuk berbelanja, para peritel memberlakukan sederet protokol, seperti pengecekan suhu tubuh, mewajibkan konsumen mengenakan masker saat berada di dalam toko, menyediakan pembersih tangan, hingga mendisinfeksi pakaian yang selesai dicoba di kamar pas, hal yang seharusnya dilakukan tanpa harus menunggu pandemi.

"Dengan krisis Covid-19, kekhawatiran akan kebersihan dan keamanan jauh lebih akut daripada sebelumnya," kata Paco Underhill, pakar perilaku konsumen dan pendiri perusahaan konsultan ritel yang berbasis di New York City, Envirosell.

Dia menambahkan setiap masalah yang ditemui pelanggan terkait kebersihan, baik yang dirasakan atau yang terlihat, akan berdampak pada loyalitas mereka terhadap satu merek. Di tengah kondisi seperti ini, loyalitas adalah harapan satu-satunya bagi para peritel. Pembatasan sosial yang berlangsung selama berbulan-bulan telah menghancurkan bisnis nonesensial.

Apalagi, pada saat yang sama, para konsumen telah menemukan efisiensi dan kenyamanan dari sistem belanja online. Pergeseran ini, dikombinasikan dengan pengalaman berbelanja yang berubah drastis di pusat perbelanjaan dan high street, menimbulkan pertanyaan tentang masa depan mal ritel di seluruh dunia.

Angka wisatawan yang turun drastis adalah faktor utama dalam penurunan penjualan merek high street. Di samping merek high street, produk bermerek mewah juga sangat rentan terhadap perubahan perilaku belanja.

Turis dari Cina daratan saja diperkirakan berkontribusi atas sekitar dua pertiga penjualan di Hong Kong dan sepertiga dari penjualan di kota-kota belanja Eropa, menurut penelitian HSBC, seperti yang dilaporkan oleh Business of Fashion. Bahkan, ketika pembatasan perjalanan mereda di seluruh Eropa dan bagian lain di dunia, tidak jelas apakah wisatawan akan bersemangat untuk menghabiskan liburan sambil belanja daripada melakukan kegiatan luar ruangan yang relatif aman, seperti berenang di pantai atau mengunjungi taman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun konsumen saat ini belum memenuhi pusat perbelanjaan, masih ada yang memilih kembali ke toko. Tetapi, kebiasaan belanja terlihat sedikit berbeda dari sebelumnya. Para ahli mengatakan beberapa pekan pertama pascapembukaan kembali dapat membawa lonjakan penjualan karena keinginan belanja yang terpendam selama berpekan-pekan, di mana pembeli mungkin tidak bisa mendapatkan produk tertentu atau tidak ingin menunggu pengiriman. Itu berarti ujian yang sebenarnya akan datang setelah peritel melewati periode awal ini.

"Ketika itu terjadi, pengecer yang berhasil sukses dengan penjualan offline adalah mereka yang dapat menawarkan produk atau pengalaman yang tidak dapat ditemukan online," kata Paul Durkin, kepala ritel Inggris di perusahaan real estat komersial Cushman & Wakefield.

Tidak dipungkiri bahwa perubahan akan terjadi. Dalam beberapa skenario diperkirakan orang-orang akan tetap kembali ke High Street, meskipun bukan untuk berbelanja.

Para ahli memperkirakan di masa depan area High Street justru akan menjadi ruang yang vital untuk komunitas di sekitarnya, di mana mereka bersama-sama dapat menerapkan protokol kesehatan dengan aman, mendukung bisnis lokal, dan memanfaatkan jasa layanan esensial.

“Ini tentang melihat ruang dan berpikir secara kreatif, apa yang dibutuhkan masyarakat. Dan apa yang bisa kita buat yang komunitas akan gunakan?" kata pakar ritel independen yang berbasis di Inggris, Clare Bailey.

Dia menyarankan agar tempat-tempat ini digunakan sebagai pusat pengasuhan atau penitipan anak dan fasilitas co-working di tengah kebutuhan ruang yang mendesak setelah pandemi.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: YouTube Perkuat Fitur Layanan Belanja, HyperOS Terpasang di Redmi Note 13, Fakta Gunung Ruang

3 hari lalu

Logo YouTube. (youtube.com)
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: YouTube Perkuat Fitur Layanan Belanja, HyperOS Terpasang di Redmi Note 13, Fakta Gunung Ruang

Topik tentang YouTube mengembangkan fitur belanja baru yang bersaing dengan TikTok Shop menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Pemicu Orang Kebelet BAB saat Sedang Belanja

11 hari lalu

Ilustrasi seorang pria berbelanja. .scarborough.com
Pemicu Orang Kebelet BAB saat Sedang Belanja

Jangan malu dan sungkan bila tiba-tiba kebelet BAB ketika sedang belanja. Pakar menjelaskan fenomena tersebut.


Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

13 hari lalu

Sejumlah petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar gudang pengolahan ban bekas di Marelan, Medan, Sumatera Utara, Jumat, 17 November 2023. Sebanyak 11 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang membakar gudang tersebut. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

Ada beberapa profesi yang tidak bisa mengenal libur lebaran, selain tenaga kesehatan dan pemadam kebakaran, apa lagi?


Suasana Pusat Perbelanjaan Mal Central Park Jelang Idul Fitri 2024

17 hari lalu

Central Park. Centralparkjakarta.com
Suasana Pusat Perbelanjaan Mal Central Park Jelang Idul Fitri 2024

Suasana pusat perbelanjaan Mall Central Park jelang perayaan hari besar Lebaran dipadati pengunjung, terutama masyarakat yang tidak pulang kampung.


Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

24 hari lalu

Sejumlah calon penumpang memasuki gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek di Stasiun KA Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 5 Januari 2022. Kondisi stasiun tersebut terpantau padat penumpang saat jam pulang kerja di tengah kembali ditetapkannya status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 di Jakarta oleh pemerintah. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

KAI Commuter mencatat total pengguna commuter line Jabodetabek selama libur panjang mencapai 1,6 juta orang.


Libur Panjang, KAI Commuter Catat 1,6 Juta Pengguna: Terbanyak Turun di Stasiun Sekitar Pusat Perbelanjaan

25 hari lalu

KRL tujuan Bogor - Jakarta melintas di Stasiun Kalibata, Jakarta, Kamis 2 November 2023. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter meningkatkan perubahan maksimal kecepatan perjalanan pada lintas tersebut meningkat dari sebelumnya 70 km/jam menjadi 80 km/jam. TEMPO/Subekti.
Libur Panjang, KAI Commuter Catat 1,6 Juta Pengguna: Terbanyak Turun di Stasiun Sekitar Pusat Perbelanjaan

KAI Commuter mencatat total pengguna commuter line Jabodetabek selama libur panjang peringatan Paskah mencapai 1,6 juta orang.


Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

25 hari lalu

Pengunjung melihat maket apartemen pada acara pemilihan unit di Senayan City, Jakarta, 21 November 2015. Kawasan terpadu Agung Podomoro Land dibangun di atas lahan seluas 80 hektar dengan 25 menara apartemen yang diisi 37.000 unit. TEMPO/Aditia Noviansyah
Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

Penjualan dan pendapatan usaha PT Agung Podomoro Land Tbk (kode saham APLN) anjlok pada 2023.


Belanja Pemerintah Sentuh Rp 470 T, Didorong Pemilu

37 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Pemerintah menganggarkan  sebesar Rp48,7 triliun untuk pembayaran THR dan Rp50,8 triliun untuk gaji ke-13 ASN pada 2024 atau total tersebut naik Rp18 triliun dibandingkan anggaran pada 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Belanja Pemerintah Sentuh Rp 470 T, Didorong Pemilu

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyampaikanbelanja pemerintah telah terealisasiRp 470,3 triliun hingga pertengahan Maret ini.


Sahur Jadi Waktu Check-Out Favorit Konsumen Lazada

41 hari lalu

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Sahur Jadi Waktu Check-Out Favorit Konsumen Lazada

Senior Vice President Campaigns, Traffic, and Onsite Marketing Lazada Indonesia Amelia Tediarjo, mengatakan aktivitas transaksi banyak saat sahur.


Dubai Mall Diklaim jadi Tempat Paling Banyak Didatangi di Dunia dengan 105 Juta Pengunjung

43 hari lalu

Pengunjung menggunakan masker saat berbelanja di Dubai mall setelah pemerintah Uni Emirat Arab membuka kembali mall di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 di Dubai, UAE, 3 Mei 2020. Sebelumnya hanya toko bahan makanan dan apotek di mal itu yang boleh beroperasi. REUTERS/Rula Rouhana
Dubai Mall Diklaim jadi Tempat Paling Banyak Didatangi di Dunia dengan 105 Juta Pengunjung

Dubai Mall memiliki 1.200 toko ritel, ratusan tempat makan, gelanggang es seukuran Olimpiade, akuarium raksasa, dan distrik Chinatown yang luas.